Sunday, July 13, 2014

FanFict “My First and My Last” // Special KyuMin Day (137) // GS // One Shoot (b)

--------------- Beberapa menit kemudian…---------------


“Annyeonghaseyo, abeonim,eomeonim.” Ucap Kyuhyun sopan lalu membungkuk memberi hormat usai tepat berada di depan appa dan eomma Sungmin.

“Eh, calon mantu Kyuhyun. Pasti cari Sungmin, kan?” tanya eomma Sungmin yang menebak tepat sasaran.

“Nde. Boleh aku langsung ke kamarnya?” balas Kyuhyun langsung tanpa basa basi.

“Hajiman, kenapa kau terburu-buru?” tanya appa Sungmin menyelidik.

“Geurom.. Karena aku sangat merindukannya. Aku sudah tidak bertemu dengannya 2 minggu. Hehe” Jawab Kyuhyun santai menyembunyikan kekhawatirannya.

“Aigoo.. Beruntungnya Sungmin dimiliki namja seperti Kyuhyun.”

“Anni.. Kyuhyunlah yang beruntung karena boleh mendapatkan Sungmin.” Balas appa Sungmin tak mau dikalah.

“Chogi, abeonim,eomeonim… Naega meonjeo ganda. Dan juga, silahkan lanjutkan perbincangan kalian.” Potong Kyuhyun tak segan lagi karena kini ia benar-benar khawatir, bahkan kedua orang tuanya pun seperti tidak mengetahui insiden yang Kyuhyun perkirakan telah menimpa Sungmin lagi.

“Aigoo..Aigoo.. Dasar anak muda zaman sekarang, tidak bisa sabar. Kalo kita dulu, butuh 1 minggu agar benar-benar mengetahui kabar satu sama lain.” Ucap eomma Sungmin sembari ditanggapi tawa kecil dari nampyeonnya.


--------------- Kamar Sungmin…---------------


    …. TOK, TOK, TOK …. (Bunyi ketukan pintu kamar Sungmin)

“Minnie-ah.. Ini aku..”ucap Kyuhyun setengah teriak agar Sungmin mendengarnya.

“Eoh? Masuk saja, Kyuhyun-ah.” Balas Sungmin dengan nada suara tenangnya.

“Minnie-ah!” ucap Kyuhyun terdengar legah setelah melihat Sungmin tengah duduk manis di atas kasur yang dibalut dengan kain. Namun, tetap saja ia khawatir dan ingin mengetahui penyebab isakan Sungmin tadi.

“Kau jatuh lagi, eoh?” tanya Kyuhyun sambil membuka kain Sungmin untuk memastikan keadaan tubuh tepatnya, kaki Sungmin.

“Nde.. Mianhae, karena aku tidak bisa menepati janjiku.” Ucap Sungmin yang berusaha keras menahan isakannya yang bukan hanya karena sakit di kaki, namun juga sesal di hatinya.

“.….” Kyuhyun hanya memberikan senyuman terbaiknya, dan.. Ia menatap Sungmin dalam, sambil memegang sebelah pipinya. Ia tau, Sungmin habis menangis dan pasti akan menangis lagi karena mata Sungmin masih berkaca-kaca.

“Kyuhyun-ah.. Bukannya 4 hari lagi kau akan pulang? Kenapa kau bisa dengan cepat kemari? Kau seharusnya di Paris kan?” tanya Sungmin penasaran karena negara tempat berkelana Kyuhyun bukanlah benua Asia, tapi mengapa ia sampai tepat waktu dan kini berada di sisinya.

“Nde.. Aku..” jawab Kyuhyun mencoba menyusun kata-katanya dengan jujur dan tidak membuat Sungmin merasa bersalah karena sudah menjadikan Cho Kyuhyun terlihat tidak professional.

“Marhaebwa..” tanya Sungmin dengan wajah yang benar-benar membuat Kyuhyun merasa serba salah untuk berkata jujur ataupun setengah jujur yang dapat dikategorikan pula dalam kebohongan. Sampai ia memutuskan untuk berkata…

“Nde.. Aku dari Paris.” Jawab Kyuhyun singkat tanpa mengubah senyumannya.

“Mwo? Jongmal? Bukankah perbedaan waktu antara Paris dan Seoul adalah 8 jam dan waktu penerbangan paling kurang 12 jam? Kenapa kau bisa sampai tepat waktu?” Benar saja. Sungmin sudah memperkirakan hal itu terjadi. Namun, ia tetap heran bagaimana mungkin Kyuhyun sampai ke rumahnya dalam waktu beberapa menit saja? Ia terus memikirkannya sampai Kyuhyun pun membuka suara.

“Molla.. Tiba-tiba aku merasa begitu khawatir kemarin. Aku belum tau itu apa, tapi firasatku berkata bahwa aku harus segera ke Seoul sebelum terlambat. Bahkan sampai stasion Incheon pun, aku masih bingung dengan perasaanku. Sampai saat aku menahan taksi, satu nama terlintas di pikiranku..” ucap Kyuhyun jujur, lalu menggantung. Tentu Sungmin mengerti apa maksud Kyuhyun menggantung kalimatnya.

“Aigoo… Kau menggobal lagi di saat seperti ini, eoh?” ucap Sungmin yang mencoba melucu untuk mengurangi rasa khawatir Kyuhyun. Walau ia tau, Kyuhyun sudah pasti tidak sedang menggombalnya.

“Coba kulihat kakimu.” Pinta Kyuhyun sambil mencoba memegang kaki kiri Sungmin perlahan-lahan tanpa menghiraukan lelucon Sungmin coba buat.

“A-Aaah..”ringis Sungmin tiba-tiba saat Kyuhyun mulai menyorong kakinya. Biasanya Sungmin dapat menahannya bahkan saat dipijatpun ia tidak akan meringis. Dan juga, gesekkannya begitu lembut. Tapi, tidak untuk yang satu ini. Luar biasa sakit yang Sungmin rasakan.

“….” Kyuhyun spontan memberhentikan pergerakan tangannya saat mendengar ringisan kecil Sungmin. Ia tau, kali ini memang.. Sakitnya pasti bukan main dari sakit – sakit sebelumnya.

“Ya, Cho Kyuhyun. Duduk di sini.” Ucap Sungmin lembut seraya menepuk-nepuk bagian kasur yang masih kosong tanda mempersilahkan Kyuhyun duduk di samping kanannya. 

“Nde? Ah, ye.” Balas Kyuhyun setengah sadar dan tanpa berlama-lama, langsung melakukan permintaan Sungmin.

“Kau tau tidak?” tanya Sungmin yang kembali mencoba untuk mengalihkan suasana.

“Wae?” balas Kyuhyun yang kali ini sudah dengan kesadaran penuh.

“Kau.. Tampan sekali mengenakan pakaian ini.. Ayo kita selfi, eoh?” jawab Sungmin tulus lalu memasang senyum aegyo mautnya. # awas loh Umin, ntar KyuPpa kelepasan lagi :D

“Arraseo.” Jawab Kyuhyun langsung dengan sedikit tertawa dan sepertinya ia benar-benar tidak tergoda sedikit pun dengan aegyo maut Sungmin kali ini. Tidak! Bohong.. Ia tidak pernah berhenti terpanah dengan senyuman Sungmin sejak pertama, saat ini, maupun waktu yang akan datang. Hanya… Ia sangat memahami apa maksud dari perkataan dan senyuman aegyo itu. Kyuhyun tau dengan baik, bahwa Sungmin mengalihkan pembicaraan mereka agar ia tidak khawatir lagi. #sepertinya Kyuhyun sudah berbakat untuk menahan nafsu bejatnya dan menjadi namja setia.. Cie-cie KyuPpil *toel-toel pipi abang Epil* :p xD

    …. CeKlik, CeKlik, CeKlik …. (Bunyi jepretan ponsel Kyuhyun dan Sungmin bergantian)
    …. CeKlik, CeKlik, CeKlik ….

--- Sampai ----

    …. CeKlik …. (Kyuhyun hanya mampu terdiam seribu bahasa dan seribu tanda tanya)

“Aigoo.. Kau lihat? Lucu sekali ekpresimu, eoh? Hahaha” jawab Sungmin usai mengakhiri ‘aktivitas’ mereka sembari menunjuk hasil jepretan ‘terakhirnya’.

“Ceritakan padaku…. Tentang cinta pertamamu.” Sambung Sungmin memaparkan senyuman kesukaan nan maut namja itu. Yang diajak berbicarapun masih terdiam bahkan semakin bingung dengan tingkah yeoja chingunya itu, khususnya yang ‘baru saja’ ia lakukan. Terbukti, sekarang ia tengah melayangkan tatapan menyelidik meminta penjelasan terhadap Sungmin.

# Thor-thor arra, mungkin banyak readerdeul yang ngak ngerti dengan penjelasan thor-thor di atas. Kalo ada yang ngerti, pasti kaga mungkin :D -.-
Jadi gini, pas mereka lagi asik jepret sana-jepret sini-tak lupa dengan berbagai bentuk wajahdan dari berbagai varian rasa (?) sana sini, tiba-tiba… Sungmin menempelkan bibirnya di bibir Kyuhyun atau melakukan perilaku yang sudah lumrah kita kenal dengan istilah ~Chu~,, yang kemudian dengan santainya men“CeKlik” ponselnya untuk mengambil gambar terakhir atau pose ber~Chu~an mereka.

Lha? Lantas, bagaimana dengan syarat yang Sungmin layangkan saat Kyuhyun memintanya untuk menjadi yeoja chinggunya 2 tahun lalu?
“Cih, yakin sekali kau Mr. Cho. Syaratnya…….. Jangan pernah mencoba untuk MEN-CI-UM-KU, apalagi lebih dari itu. Bagaimana?”
“Geunde… Kapan aku bisa menciummu?”
“Jika kita sudah melaksanakan janji suci pernikahan. Arraseo?”

Jadi, bagaimana jika Lee Sungmin sendiri yang mengingkari syarat tersebut? Apakah maksud dari Sungmin? Apakah readerdeul bertanya-tanya juga? Jika ya, berarti readerdeul tengah memiliki pikiran yang sama dengan Kyuhyun.

“Wae? Cepat ceritakan padaku.” Ucap Sungmin sebagai balasan tatapan menyelidik Kyuhyun.

“….” Kyuhyun masih terdiam. Entah ia harus bahagia dengan perlakuan Sungmin tadi atau malah sebaliknya. Karena ia tau dengan benar, bahwa Sungmin saat telah mengeluarkan keputusan untuk berjanji dari mulutnya, maka dengan cara apapun juga, PASTI menepatinya. Ini aneh! Pasti ada sesuatu.

“Aku… Pasti bukan cinta pertamamu kan? Benarkan? Iyalah! Namja pervert sepertimu pasti langung meng-em-bat semua yeoja yang kau temui.. hahaha.” Tanya Sungmin sambil setengah tertawa. Entah apa maksudnya. Kyuhyun mencoba untuk mencari jawabannya. Alhasil… Nihil!

Dari air wajah Sungmin, sepertinya Sungmin memang berbakat atau mungkin ia sudah terbiasa menyimpan segala sesuatu hanya untuk pribadinya sendiri. Karena sepertinya,tidak ada yang ia sembunyikan. Dan akhirnya Kyuhyunpun memutuskan untuk…

“Ya! Kau pikir aku pria macam apa yang langsung meng-em-bat semua yeoja yang aku temui, eoh?” balas Kyuhyun dengan tampang tidak terimanya.

“Apakah aku salah?” Tanya Sungmin.

“Nde. Saaalah sekali!”

“Lalu, bagaimana yang benarnya Kyuhyun-ssi?” balas Sungmin mencoba menggoda Kyuhyun.

“Yang benarnya itu, a-ku-meng-em-bat-me-re-ka-se-ca-ra-per-la-han. Hahahaha” balas Kyuhyun yang memberikan penekanan khusus dengan kata-kata tersebut untuk membalas godaan Sungmin. Dan keadaanpun terbalik. Malah Sungminlah yang masuk perangkap godaan Kyuhyun.

Meng-em-bat-me-re-ka-se-ca-ra-per-la-han?!
Sam-pai-ke-da-lam-da-lam-nya?
Dan-kau….”ulang Sungmin sambil mengeja pelan tiap untaian katanya juga menambahkan beberapa kalimat yang mulai menari-nari dalam pikirannya setelah Kyuhyun mengucapkan kalimat ‘ajib’nya itu. Tak lupa, ia masih menggunakan ekspresi kaget alay bin lebaynya.

“Eoh.” Balas Kyuhyun singkat sambil berusaha keras menahan tawanya melihat ekspresi kaget Sungmin. Ia tidak menduga akan sepolos itu reaksi dan tanggapan yeoja chingunya.

“Eoh?! Jjo-jongmal? Jja-jadi… Kau… sudah tak suci lagi?” balas Sungmin dengan membelalakan matanya serta melayangkan pertanyaan ‘polos’nya itu kepada Kyuhyun # thor-thor ngakak ‘denger’ ucapan Sungmin XD, sedang Kyuhyun…

“Nde. Wae? Kau tak terima?”balas Kyuhyun yang masih melancarkan aksi menahan tawanya itu.

“Aigooo.. Yaa, Lee Sungmin! Seharusnya kau memang sudah tau kalo Cho Kyuhyun adalah namja seperti itu! Geurom.. Yang tadi, exactly aren’t your first kiss, eoh?” ucap Sungmin berdecak kesal bahkan masih melanjutkan aksi tanya jawab ‘polos’nya dengan Kyuhyun.

“Nde?? Hahaha..” Tanya Kyuhyun tepatnya untuk memastikan bahwa pertanyaan tadi memang Sungmin ucapkan. Namun, hanya satu yang benar-benar ia ingin keluarkan sejak tadi, yaitu tawa lepasnya dan benar saja, Sungmin menganggap bahwa tawa lepas Kyuhyun adalah mengIYAkan pertanyaanya.
“Heh.. Hehehe.. Gwenchana.”Desah Sungmin singkat sembari melayangkan ‘senyuman’, namun dengan ekspresi yang kali ini benar-benar berubah 180o (derajat). Dan sudah pasti, menambah tanda tanya di pikiran Kyuhyun.

“Minnie-ah.. Ige mwonde? Jebal, jangan  buat aku bingung.” Akhirnya.. Pertanyaan itu akhirnya berhasil meluncur keluar dari mulut Kyuhyun. Bagaimana tidak? Ia tidak pernah sangat bingung seperti sekarang dengan perlakuan Sungmin.

“Nan… Aku bukanlah cinta pertama atau ciuman pertamamu. Berbeda denganku.. Neo.. Adalah cinta pertama dan ciuman pertamaku.” Gantung Sungmin.

“…..” Kyuhyun hanya mampu terdiam dan membiarkan Sungmin menyelesaikan kalimatnya karena ia belum juga paham.

“Jadi, jika aku berkata kau cinta terakhirku… Berarti aku juga bukan cinta ter…” ucap Sungmin terpotong.

“Ya! Kau kenapa Lee Sungmin?! Apa yang coba kau ucapkan tadi, eoh?” potong Kyuhyun yang sepertinya mulai mengerti maksud dari rentetatan perilaku aneh Sungmin sedari tadi.

“Wae? Bukannya kau adalah master matematika, eoh? Apakah aku menggunakan rumus logika yang salah? Aku yakin, guru matematikamu juga setuju dan akan mengatakan bahwa aku sudah menggunakan rumus logika yang benar jika ia mendengarnya.” Balas Sungmin santai.

“YA! KAU! Kenapa kau jadi begini Minnie-ah?! Apa maksud semua ucapan anehmu sedari tadi? Kenapa kau begitu mudah dalam menyimpulkan hal bodoh, eoh?” bentak Kyuhyun yang kini tak tahan lagi mendengar ucapan sok Sungmin. Tidak! Lebih tepatnya, ia mengucapkan untaian kata-kata yang hanya orang bodoh dan putus asa saja mengucapkannya menurut Kyuhyun.

“Mwoya? Aku tidak salahkan? Jika aku salah, marhebwa… Katakan di mana letak kesalahanku.” ucap Sungmin yang kini mulai memalingkan wajahnya dari Kyuhyun.

“Salah. Salah sekali! Baik akan ku per-je-las! Kau bilang tadi, kau bukanlah cinta pertama dan ciuman pertamaku. Sedangkan aku, adalah cinta pertama dan ciuman pertamamu. Lalu dengan mudahnya kaumenyimpulkan hal bodoh dengan mengatakan bahwa jika aku cinta terakhirmu, berarti kau bukan cinta terakhirku, eoh? Apa mak…” ucapan sekaligus bentakan Kyuhyun terhenti.

“Minnie-ah...” ucap Kyuhyun lirih. Karena saat ini, salah satu dari 2 yeoja yang paling ia cintai (tentu eommanyalah yang menjadi salah satunya), tengah menunduk menahan isakan yang tak dapat  tertahankan lagi.

“Kyuhyun-ah… Aku takut… Aku takut sekali…” ucap Sungmin tersenggal-senggal akibat tangis yang sudah berusaha mati-matian ia tahan akhirnya keluar tepat di depan salah satu orang yang paling tidak ingin untuk melihat air mata kepedihannya.

Tanpa aba-aba lagi, dengan reflex Kyuhyun membawa Sungmin ke dalam dekapannya. Berharap bahwa yeoja itu akan merasa lebih baik.

“Aku takut dengan operasi itu…. Aku takut mengecewakan kedua orang tuaku… Aku takut mengecewakanmu… Bagaimana jika operasi itu tidak berjalan lancar, eoh? Aku takut, aku tidak akan bertahan lama setelah operasi itu… Hiks..” ucap Sungmin berentetan dalam dekapan dada bidang nan hangat Kyuhyun dan mengeluarkan segala penat yang telah ia simpan sendiri di dalam hatinya.

“Minnie-ah. Kau tau… Kau adalah yeoja terkuat yang pernah aku kenal dan tidak akan pernah ada lagi sepertimu. Aku percaya, kau bisa melakukannya.”Ucap Kyuhyun begitu gentle namun berisi keyakinan yang penuh.

“Anni.. Aku tidak sanggup untuk yang satu ini Kyuhyun-ah. Aku tidak kuat lagi.. Hikss!” isakan Sungmin semakin keras selaras dengan air matanya yang kian menderas. 

“Jebal.. Hatiku sakit melihatmu seperti ini, Minnie-ah.. Andwe.. Jangan seperti ini, eoh? Buthakhaeyo..” mohon Kyuhyun yang kini mulai turut menitikkan air mata.

Cengeng kah ia? Terserah apa kata orang! Kali ini hatinya benar-benar sakit. Bukan! Tetapi luar biasa sakit! Jika melihat Sungmin bersama namja lain, itu bukanlah masalah untuk Kyuhyun, karena setelah Sungmin pergi, ia bisa kapan saja menonjok namja itu demi menghilangkan kesalnya. Tapi ini berbeda! Bagaimana mungkin ia yang adalah namja chingu Lee Sungmin, yang jelas-jelas berada di samping bahkan sekarang sedang mendekap yeoja itu namun tidak mampu menghentikan isakannya walau hanya sejenak?
Namja chingu mana yang begitu bodoh dan tega tidak mampu melakukan apa-apa sedangkan yeoja chingunya kini menahan perih seorang diri seolah-olah tidak ada yang mempedulikannya?! Padahal ia, yang begitu mempedulikan Sungmin bahkan mungkin lebih dari dirinya sendiri sedang berada di sampingnya.

“Minnie-ah.. Mianhae..” ucap Kyuhyun sembari menegakkan badan Sungmin dan menghapus jejak-jejak air mata yang kian beramai-ramai mengotori wajah yeoja pemilik pipi chubby itu.

“….” Sungmin masih saja menunduk sembari mencoba mengentikan tangis tanpa hentinya.

“Kalo begitu.. Biarkan aku..” ucap Kyuhyun menggantung kalimatnya.

“…..” kali ini Sungmin mendongak dalam bisu melihat wajah Kyuhyun. Sungmin tersentak melihat Kyuhyun yang kini juga menangis. Namun, entah mengapa.. Untuk kali ini, ia benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa, bahkan hanya untuk menghentikkan air matanya yang makin deras pun ia tak kuat.

“Let me.. Give you a little bit of my strength…” ucap Kyuhyun tulus dan memberikan padangan penuh sayangnya kepada Sungmin. Seolah – olah memberi keyakinan tanpa sedikitpun keraguan, bahwa memang Kyuhyun akan memberikannya.

“…..” Sungmin hanya mampu membalas perkataan Kyuhyun dengan tatapan sendunya. Sungmin benar-benar rapuh saat ini. Yang ia mampu lakukan sekarang hanyalah membiarkan Kyuhyun membantunya agar ia bisa kuat kembali. Walau ia tau akal sehatnya tidak mudah menerima perkataan Kyuhyun yang terdengar terlalu klasik itu, namun ia menganggukkan kepalanya tanda setuju sembari memaparkan senyuman di tengah tangisnya.

“Joha…” balas Kyuhyun tulus sambil tersenyum samar.

Setelah mendapat persetujuan dari sang pemberi persetujuan, Kyuhyun pun langsung meraih dagu Sungmin dengan lembut dan tulus, lalu ….

    ~~ ChUuUu ~~     (Kyuhyunpun mencium Sungmin)

Jika kalian menyangka ia mencari kesempatan dalam kesempitan, kalian salah besar! Kyuhyun hanya ingin memberikan kekuatan kepada Sungmin lewat ciumannya yang tulus tanpa nafsu sedikitpun. Kalo dulu, ia dengan mudahnya menenangkan dengan cara mendekap Sungmin dalam kehangatan dada bidangnya… Kini, ia benar-benar kehilangan akal dan benar-benar tidak tau harus berbuat apalagi agar Sungmin menghentikan isakan dan mau berbagi rasa dengannya. Tidak masalah baginya jika Sungmin mungkin akan memotongnya setelah itu. Satu di dalam pikirannya hanyalah “Aku tak tahan melihatmu begini, Minnie-ah.. Hatiku hancur melihatmu seperti ini…”

Usai melepaskan ciuman mereka, Kyuhyun menatap Sungmin penuh sayang. Ya, tatapan mesumnya sedang lenyap entah ke mana.. Dan ia sudah siap mendapat amukan Sungmin. Setidaknya, ia legah… karena Sungmin telah menghentikan isakannya.

“Kyuhyun-ah….” Ujar Sungmin samar, tanpa Kyuhyun mengerti maksudnya apa. Ia mencoba memikirkan berbagai kemungkinan buruk dari amukan yang akan segera dilayangkan Sungmin kepadanya lewat tatap Sungmin. Tapi kembali lagi sodara-sodara… Nihil! Sepertinya kepekaan Kyuhyun mulai pudar. Entahlah.. Apakah ini balasan sang Tuhan karena sering menggoda Sungmin, atau mungkin ini adalah akibat dari aegyo yang Sungmin sering dilayangkan kepada seorang Cho Kyuhyun?

Kyuhyun masih terus berusaha menebak apa yang ada di dalam pikiran Sungmin sekarang. Sungmin tau, Kyuhyun pasti sedang memikirkan kemungkinan buruk akibat mencuri kedua ciuman pertamanya. (Eitss.. Jangan salahkan Kyuhyun, karena Sungminlah yang memulainya)

Lalu Sungmin tersenyum tipis, kemudian mulai mendekatkan wajahnya di wajah Kyuhyun, daaaaaan…….

   ~~ ChUuUu ~~     (Sungminpun mencium Kyuhyun *untuk kedua kalinya di hari yang sama*)

Kyuhyun kaget bukan main dengan perlakuan ‘too brave’ Sungmin to his ‘seductive lips’. Namun, ia lebih memilih membalas kecupan Sungmin dengan lembut.

Entah berapa lama mereka melakukan aksi tersebut…
Senyuman itu terus terpatri di wajah mereka disertai deraian air mata yang menghiasi wajah keduanya..


--------------- Kyuhyun’s Part / Point Of View (Pov) ---------------


“I want that girl.” Ucapku seraya menatap lurus padanya. Entahlah, mungkin terdengar layaknya aku hendak membeli sebuah mainan.

“What? Are you crazy? She is not a toy.” Benarkan? Managerku saja mengira hal yang sama.

“I know, she is a girl. I never said she was a toy, right?” Balasku singkat. Ya, memang. Aku tidak pernah bilang bahwa yeoja itu adalah mainan. Aku hanya berkata, aku menginginkan yeoja itu. Apakah salah mengungkapkan apa yang aku inginkan?

“No! Can’t you see? She such comes from a rabble family. I don’t want you hurt that girl Mr. Cho Kyuhyun. Isn’t enough all girl do you have right now? After all, you just met her once. How could you meet and get that girl, huh? Korea is too large.” Itulah tanggapannya. Dia mengira bahwa aku akan mempermainkan yeoja itu dan benar-benar mencoba membuatku yakin dan mengikuti kata-katanya.

“Just take it easy, Jake. I know. Korea is too large. But just now I have a clue, that girl stayed in Seoul. And I believe, I’ll meet her again. I promise you, I’ll never make something bad to that girl.”janjiku singkat dan dengan penuh keyakinan.

“Oh My.. What attracted you to that girl?” ucap managerku sakratis. Wajar saja Jake mengatakan hal itu, karena aku adalah seorang aktor Hollywood yang bukan saja terkenal karena ketampanan dan bakat hebat karunia Tuhan, tapi juga karena sifat baiku kepada yeoja-yeoja yang mereka samakan dengan playboy.

“I can’t explain. This girl looks like different than another. It’s okay if you won’t to help me. I’ll get by my way.” Ya. Yeoja itu begitu menarik perhatianku. Dia berbeda. Di saat semuanya berdandan cantik bahkan ada yang menor untuk sekedar jalan-jalan mungkin, namun dia hanya menggunakan pakaian biasa bahkan mungkin terlalu biasa. Apakah itu karena aku terlalu lama di Eropa sehingga aku menilai cara berpakaiannya terlalu biasa atau alasan lain. Entahlah.. Yang jelas, aku harus segera mengusir rasa penasaranku.

“Okay, up to you. But if you get some dangers in this case, I’ll never help you and just get by your way.” Balas managerku yang ikut-ikutan mengcopy salah satu kalimatku.

“Okay, deal.” Jawabku santai sembari mengeluarkan sedikit seringai andalanku. Entahlah… Semoga saja yeoja itu benar-benar tidak merugikanku. Baru kali ini aku mau mengikuti insting kejantananku menyangkut urusan yeoja. Tak apalah sekali-kali dengan yeoja seperti dia. Pendapatku saat itu.

“Oh no.. You should quikly realise Kyuhyun. I hope you can hold your promise.. Now, just prepare your self with goodly for your next event.” Sepertinya Jake benar-benar pasrah denganku. Ya, ia tau dengan benar bahwa aku tak kan pernah kalah atau menyerah saat sudah menginginkan sesuatu sekecil apapun. Mungkin, itulah salah satu sikapku yaitu pantang menyerah yang membuatku bisa begitu sukses sampai saat ini.

Semenjak saat itu, aku mulai sering berkunjung ke Korea walaupun begitu banyak kerjaan yang harus aku lakukan di Eropa. Mungkin terdengar terlalu childish dan murahan, tapi aku benar-benar dibuat penasaran mati karena yeoja itu. Baiklah, sepertinya masih sedikit membingungkan, aku akan menceritakan awal mula kisah kami dimulai.

Saat itu, aku hendak melangsungkan show dan juga jumpa pers di Korea. Seperti yang bisa diduga, begitu banyak orang bukan hanya yeoja yang mengidolakanku, namun terlihat beberapa namja juga rela datang berdesak-desakan demi bisa bertemu denganku. Wajarlah, aku adalah seorang Cho Kyuhyun, artis Hollywood termuda dari Korea dan terkenal di dunia sejak 2009, kini datang kembali ke kampung halamannya. Tentulah mereka atau para fansku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang tinggal selangkah lagi untuk dapat bertemu denganku selama di Korea.

Aku sudah terbiasa memasang senyum menawan hatiku selama berjam-jam untuk berhadapan dengan mereka. Setidaknya itulah yang dapat aku berikan pada mereka, karena aku sadar, jika bukan karena mereka, aku tidak bisa seperti ini atau bisa dibilang, merekalah yang turut mewujudkan impianku.

Benar-benar tak disangka, aku bertemu dengannya lagi. Ya, yeoja itu. Waktu itu aku melihatnya sesaat sebelum show dimulai. Ternyata dia juga bagian dari fans clubku. Aku bingung. Bingung karena sepertinya yeoja itu tidak antusias sekali di saat semua orang berteriak memanggil namaku. Saat ku perhatikan dengan baik, ternyata dia tidak sendiri. Dia bersama seorang yeoja yang mungkin lebih muda 2 tahun darinya. Dari situlah aku menyimpulkan bahwa ia bukan bagian dari fans clubku, tapi hanya menemani yeoja yang mungkin adalah dongsaengnya. Benar saja, tebakkanku benar 100% seperti biasanya. Ternyata yeoja itu datang untuk menemani adiknya. Sedikit kecewa mengetahui kebenarannya. Namun tak apalah.

Entahlah… Perasaan seperti ini tak pernah ku rasakan sebelumnya. Mungkin karena setiap hari aku dikerumuni yeoja-yeoja penggoda dan berpenampilan glamour, tak lupa dengan tingkah yang agresif untuk mendekatiku. Perasaan ini benar – benar berbeda. Apakah ini yang dinamakan orang-orang dengan cinta?

Mungkin saat pertemuan pertama, yeoja itu tengah berada di bangku Sekolah Menengah Pertama tingkat akhir. Aku begitu agresif mungkin sampai kini aku bisa sedekat ini dengannya. Betapa senangnya diriku saat mengetahui namanya. Yeoja itu bernama Lee Sungmin. Dia yeoja yang baik dan juga manis.

Aku terus memantau Sungmin dari jauh, entah itu lewat managerku atau aku sendiri yang kembali ke Korea secara diam-diam tanpa diketahui oleh media massa tentunya. Betapa terkejutnya aku! Kenapa? Ya, saat itu dia sedang dikerumuni banyak namja. Wajarlah.. Sungmin adalah yeoja tercerdas di sekolahnya dan juga memiliki paras yang sangat menawan. Tapi, ingin sekali ku tonjok muka mereka semua! Saat itu aku bingung dan bermonolog sendiri dengan diriku : Mengapa aku marah? Dan seperti yang sudah dapat diduga, aku kembali bertanya : Apakah ini dinamakan orang-orang dengan cinta?

Suatu saat, aku benar – benar ingin memastikan dengan apa yang tengah aku rasakan setahun belakangan ini. Tak lupa, aku pasti selalu meminta pendapat managerku tanpa sungkan walaupun ia selalu menambahkan kata Mr sebelum menyebut namaku. Jake berkata, bahwa baru pertama kalinya ia melihat seorang Cho Kyuhyun begitu antusias soal perempuan dan benar-benar serius. Ia juga berkata padaku untuk sesegera mengklaim Sungmin menjadi milikku. Aku bingung.. Mengklaim? Jake hanya tertawa mendengar pertanyaanku itu. Lalu Jake meneruskan perkataannya : “Yes, you should quickly to make that girl becomes your girlfriend if you’re really like her”.

Bagaikan baru sadar dari mimpi yang indah! Aku baru sadar, kenapa hal itu tak pernah terpikirkan olehku? Aku benar-benar dibuat tergila-gila oleh Sungmin karena tingkah lakunya yang berbeda dari yeoja lainnya. Dia sangat berbeda. Berbedanya yaitu, dia lebih dewasa dibandingkan umurnya, pikirannya juga sudah tentu lebih dewasa. Di saat semua yeoja tersipu-sipu dengan gombalan mautku, dia hanya mengerlingkan matanya malas tanda tak suka dengan gombalanku,  sampai-sampai aku lupa untuk menjadikannya pacarku.

Benar saja! Banyak sekali syarat yang harus aku setujui agar dia mau menjadi yeoja chinguku -.-
Tak apalah. Tidak begitu sulit untuk seorang Cho Kyuhyun.

Tak terasa, sudah setahun lamanya aku tak mengaktifkan aura coolku walaupun Jake menyebutkannya sebagai aura mesum -.- kepada yeoja lainnya. Entah mengapa… Mungkinkah ini yang dinamakan pengorbanan dari cinta yang tulus? Yang ku tau, sekarang aku benar-benar mencintai seorang yeoja bernama Lee Sungmin itu.

Tak ku sangka.. Di balik keceriaaan yeoja itu, dia menyimpan banyak rahasia untuk dirinya sendiri. Tentu aku memintanya untuk mengungkapkan semuanya kepadaku walaupun harus memaksa dirinya. Sah-sah saja kan seorang namja chingu meminta kepada yeoja chingunya untuk berbagi rasa?

Oh God… Aku benar-benar sangat mencintainya. Akhirnya Sungmin jujur juga padaku. Ia berkata bahwa ia tengah mengidap penyakit aneurysma bonecyst (ABC)tepatnya di bagian tulang tumit (Calcaneus) kirinya atau dalam bahasa lumrahnya yaitu kista tulang. Yah walaupun harus ku bentak terlebih dahulu.

Memang Sungmin masih bisa terus melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun jika itu dibiarkan tanpa penanganan berarti dan berkegiatan terlalu banyak, maka hari demi hari akan semakin mengikis tulangnya sedikit demi sedikit.

Tak heran ia sering jatuh tak kenal tempat. Ia tetap bersemangat menjalani hari-harinya. Namun, semakin hari aku tau kalo kakinya semakin memburuk. Sungmin melontarkan berbagai alasan konyolnya supaya tidak mengkhawatirkan kami dan mulai memberhentikan berbagai kegiatannya di dalam maupun luar sekolah secara perlahan dan bertahap. Yang paling membuatku gemas sekaligus marah padanya adalah, dia selalu mencoba menyembunyikannya dari orang tuanya dan padaku. Bahkan, dia tidak mengizinkanku untuk turut membiayai pengobatannya. Oh God! Aku hanya ingin membantunya saja, apakah aku salah? Siapapun yang mengetahui keadaannya saat ini, pasti juga tergerak hati untuk membantumu Lee Sungmin!

Aku tau, keluarganya sangat sederhana dan pastinya sangat sulit untuk mengumpulkan dana operasi yang dianjurkan oleh dokter. Coba tebak apa yang Sungmin katakan.“Kyuhyun-ah.. Kau mau menghina keluargaku, eoh? Kau pikir appaku tak mampu membiayaiku?! Percayalah, appa dan eomma paling mengetahui apa yang harus dilakukan untuk pengobatanku. Lagi pula, aku tak mau membuatmu GR dan berkata bahwa kaulah pahlawanku jika aku sembuh, cih!” Yaa! Ingin rasanya aku menyuntiknya pingsan dansegera mengirimkannya ke Eropa untuk pengobatannya. Tapi mau dikata apa? Dia selalu menang dan membuatku speechless dengan kata-katanya. Saat ini aku hanya terus berdoa untuknya sembari diam-diam memberikan bantuan dana kepada kedua orang tuanya.

Lee Sungmin adalah yeoja yang begitu kuat dan tegar, tak lupa.. pikirannya begitu dewasa dan tak jarang bahkan mungkin selalu membuatku terpesona. Dia adalah tipe yeoja yang mandiri, sangat tidak suka meminta bantuan orang lain apalagi menyusahkan orang lain sekalipun itu adalah kedua orang tuanya. How perfect she is, huh? Betapa beruntungnya diriku memilikimu, Lee Sungmin.

Dia juga mengajarkanku banyak hal tentang arti kehidupan ini. Termasuk tentang bagaimana karya Tuhan yang ia sudah alami dan ia membagikannya padaku. Awalnya, terdengar sangat berlebihan menurutku dan terdengar sok mungkin. Namun lama kelamaan, aku juga turut merasakannya dalam kehidupanku pribadi.

Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena Ia telahmempertemukanku dengan yeoja yang menyerupai malaikat ini..
Yeoja bernama Lee Sungmin ini mengajarkanku banyak hal. Sebagian kecilnya yaitu bagaimana cara agar selalu mampu mengahadapi segala situasi bahkan saat mengalami masa-masa surut karirku sebagai aktor dengan penuh kebahagiaan dan senyuman, bagaimana aku harus selalu mempertimbangkan segala sesuatu dengan baik tanpa memaksakan kehendakku sendiri, bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat tanpa perlu menyesalinya, bagaimana menjadi seorang Cho Kyuhyun yang selalu mensyukuri dan menerima apa yang aku telah miliki tanpa perlu iri atau dengki dengan sesama aktor yang lebih sukses dariku.

Seorang Lee Sungmin bukan hanya menjadi yeoja chingu seorang Cho Kyuhyun. Namun, ia juga merangkap sebagai soko guru kehidupan sekaligus malaikat penyemangatku dalam menjalani hari-hariku. Once again, how perfect my life! Haha.

Suatu waktu saat aku berada di Paris, aku merasakan sesuatu yang sangat menggangguku. Perasaan ini sangat mengganggu pikiranku. Entahlah… Perasaan itu seakan-akan berkata bahwa aku harus segera kembali ke Korea. Jika saja aku tak percaya tentang kata hati, pasti aku mengabaikannya karena saat itu aku tengah dalam karir yang kembali naik daun dan tentunya harus bertanggungjawab dalam jobs atau kontrak-kontrak yang sudah ku tanda tangani.

Saat itu sebenarnya kami hendak berangkat ke Britania Raya, namun aku malah menyuruh Jake pergi terlebih dahulu sehingga aku dengan leluasa bisa ke bandara untuk segera ke Korea. Mian Jake, tapi aku benar – benar harus memastikan perasaanku. Supaya bisa memastikannya dengan tenang, aku juga menonaktifkan ponsel dengan alasan bahwa memang ponsel sudah seharusnya dimatikan saat di pesawat. Itulah yang akan ku katakan pada Jake dan mungkin akan ada penambahan sedikit kebohongan lainnya. Sekali lagi, maafkan aku Jake, aku tak bermaksud untuk terus menyusahkanmu sebagai managerku. Aku janji, aku akan segera datang padamu dan menepati kontrak serta membayar ganti rugi yang mungkin mereka minta nantinya. Itulah dalam benakku hingga tak terasa, pesawatku sudah sampai di Bandara Incheon, Seoul-Korea Selatan.

Bagaikan anak kehilangan ibunya, aku pun turun dari pesawat dengan sedikit kebingungan. Untung saja aku telah melakukan sedikit penyamaranpada wajah tampanku sebelum melesat secepat kilat ke bandara. Kalo tidak, aku yakin orang – orang akan mengenaliku dan sangat berbahaya tentunya. Yang paling penting, aku harus tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Bodoh? Bisa jadi itulah kata yang tepat jika orang – orang mengetahui apa yang telah aku lakukan. Namun semenjak aku mengenal Sungmin, aku menjadi percaya bahwa tidak ada segala sesuatu yang terjadi di dunia ini secara kebetulan, karena semuanya tidak terlepas dari kekuasaan dan izin Tuhan dalam kehidupan kita.

Aku lebih memilih untuk menahan taksi. Saat supir menanyakan arah mana yang harus ditempuh, tiba-tiba muncul satu nama. Dan langsung saja aku mengucapkan alamat nama orang itu lalu dengan cepat melesat ke tempat tujuan. Ya, nama itu adalah ‘Lee Sungmin’.

Kali ini tebakanku kembali benar bagaikan kucing yang memiliki naluri yang kuat saat mencium bau ikan. Setelah sampai di depan rumah dan meminta izin kedua orang tuanya agar aku bisa bertemu, dengan segera aku menuju kamar Sungmin.

Benar saja, Sungmin tengah duduk manis di atas kasur dan diselimuti dengan blanket pink pemberianku. Sungmin mencoba menyembunyikan rasa sakitnya. Namun, itu sudah pasti tidak berhasil saat dia berhadapan denganku.

Saat aku mencoba menunjukkan rasa peduliku padanya, Sungmin malah mengalihkan perbincangan kita. Ia mencoba untuk melucu, namun aku tak bergeming. Aku mencoba untuk memijat kakinya, alhasil masih memegangnya saja dia sudah meringis kesakitan. Melihat responnya, aku memberhentikan pergerakan tanganku dari kakinya.

Bukan Sungmin namanya jika tidak mencoba untuk membuat orang lain merasa tenang. Lalu ia menyuruhku untuk duduk di samping kanannya. Jarang Sungmin menyuruhku untuk dekat-dekat dengannya, namun aku rasa.. mungkin sedikit kesempatan? Ah, tidak – tidak! Ini bukan saatnya Cho Kyuhyun!

Sungmin kembali melakukan hal yang aneh dengan mengatakan bahwa aku sangat tampan dengan pakaian yang ku gunakan. Ya iyalah! Cho Kyuhyun gituloh! Sedikit kecewa mendengar pernyataanya barusan, karena ternyata baru kali ini yeoja chinguku sendiri sadar akan ketampananku bahkan hanya karena pakaian yang menurutnya cocok dengan tubuhku saat ini? Cih!

Tidak hanya berhenti sampai di situ, kemudian Sungmin memintaku untuk foto bersama dengannya. Satu pikiran yang tengah muncul yaitu : Sungmin sedang mencoba membuang rasa khawatirmu Kyuhyun. Ya, sepertinya memang benar. Jadi aku lebih memutuskan untuk mengikuti kemauannya.

Seperti yang telah ku ucapkan tadi, bukan Lee Sungmin namanya jika tidak mencoba atau berhasil membuat orang lain merasa tenang. Perlahan, kekhawatiranku mulai berkurang walau tidak berkurang sepenuhnya. Betapa lucu-lucunya wajah Lee Sungmin di depan kamera. Tak ku sangka, dia termasuk dalam kelompok penggila selfi bonus dengan gaya alay badai.

Kami begitu asik mengambil gambar sampai tiba – tiba… Sungmin menciumku? Itulah pertanyaanku setelah Sungmin sukses menempelkan bibirnya di bibirku lalu mengambil gambar pose berciuman kami. What? Apa lagi kali ini Lee Sungmin?! Aku benar – benar tidak mengerti dengan runtutan tingkah anehmu sekarang. Jujur… Kau terlihat semakin manis dengan tingkahmu yang seperti ini, Minnie. Namun, di sisi lainnya, kembali menumbuhkan rasa was-wasku padamu. Bukankah kau yang mati-matian tidak mau mendapat kissu dariku sebelum kita menikah?

Karena tak mampu lagi menahan serta menyimpan kerisauan dan kebingungan dari sikapnya, aku pun mulai bertanya serius padanya. Dan coba tebak? Sungmin malah tertawa dan bertanya bagaimana tentang cinta pertamaku. Oh ayolah.. Kau mencoba untuk menggodaku, Lee Sungmin-ssi? Mari coba tebak lagi apa yang Sungmin katakan padaku. Ya, dia mengatakan mana mungkin namja pervert sepertiku baru pertama kali menjalin hubungan percintaan dengan yeoja sebelumnya. Hei, serendah dan sepervert itukah aku di matamu?

Meski mencoba untuk mencari jawaban lewat bahasa tubuh dan ekpresinya, hasilnya nihil! Kali ini Lee Sungmin sukses membuat seorang Cho Kyuhyun yang terkenal dengan playbolitynya, terlihat benar – benar bodoh di depan sekarang.

Akhirnya aku memutuskan untuk turut dalam alur perbincangan yang ia buat. Sepertinya, ia mulai menggodaku. Hah! Dia lupa, bahwa akulah raja penggoda atau raja gombal di sini. Tanpa ragu, aku pun melancarkan hobi yang tengah aku geluti 3 tahun terakhir kepadanya. Bagaikan mudahnya membalikkan telapak tangan, kini akulah yang tengah menggodanya. Aku senang sekali! Tapi kesenanganku ternyata tak bertahan lama. Kemudian, Sungmin kembali aneh.

Aku tak menginterupsi kalimat pertamanya yang mengatakan bahwa dia bukanlah cinta dan ciuman pertamaku yang berbeda dengannya yang adalah cinta dan ciuman pertamanya. Namun, sebelum ia menyelesaikan kalimat keduanya, aku sudah mengerti ke mana arah pembicaraannya. Tanpa membiarkannya menyelesaikan kalimatnya, aku membentaknya! Mungkin berlebihan, tapi aku benar – benar marah padanya! Dengan mudah dan bodoh tentunya, dia menyimpulkan bahwa jika memang pernyataan pertamanya benar, berarti benar juga jika aku adalah cinta terakhirnya, berarti aku bukanlah cinta terakhirnya. Omong kosong apa itu, eoh?!

Tak ku sangka.. Sebelum sukses menumpahkan semua kekesalanku, ternyata Sungmin tengah sekuat tenaga menahan isakan tangisnya dariku yang tentu saja tetapterdengar olehku. Aku benar – benar bingung. Sampai ia mengungkapkan isi hatinya yang mengatakan bahwa ia sangat takut untuk rencana operasi yang sebentar lagi akan ia hadapi.

Baru kali ini aku melihat seorang Lee Sungmin benar – benar rapuh selayaknya kapur papan tulis. Hatiku sangat sakit melihatnya seperti itu. Aku tak bisa mengehentikan isakannya walau hanya sesaat. Aku telah membenamkan wajahnya dalam pelukanku dan mengelus-elus kepalanya lembut. Tapi, aku seperti namja chingu yang tidak berguna! Tidak ada yang berubah, isakannya pun semakin menjadi – jadi. Aku tak punya pilihan lain…

Hanya satu hal itu yang terpikirkan olehku. Aku mau memberikan sedikit kekuatanku lewat ciuman ini. Tidak.. Tidak ada niat mencari kesempatan dalam kesempitan. Aku hanya ingin memberitahunya bahwa aku tidak akan meninggalkannya. Aku akan terus berada di sampingnya. Aku akan terus memegang tangannya. Aku mengingatkannya bahwa dia tidak perlu takut, karena aku adalah jodoh yang Tuhan telah tentukan baginya untuk menemani serta menjaganya di manapun dan kapanpun.

Jika ku tau bahwa mengetahui cinta dan ciuman pertamaku begitu penting bagimu, aku akan memberitahukanmu sedari tadi, bahwa… Kaulah cinta dan ciuman pertamaku, sama sepertiku yang adalah cinta dan ciuman pertamamu, Lee Sungmin.. Mungkin saatnya belum tepat dan kau tidak akan percaya jika aku menjelaskannya padamu sekarang, Minnie.. Karena aku tak pernah menganggap hubunganku dengan yeoja-yeoja yang mendekatiku sebagai suatu hubungan cinta. Itu semua hanyalah pertemanan yang mereka salah artikan. Maafkan aku membiarkanmu mengetahui hal yang salah. Namun, itu tidak begitu penting saat ini. Aku akan memberikan separuh bahkan semua kekuatan yang bisa aku berikan lewat ciuman ini. Saranghae Minnie-ah.. You Are My First And My Last..


--------------- Kyuhyun’s Pov End ~ Sungmin’s Pov Begin---------------


Ya.. Namja itu adalah Cho Kyuhyun, yang kini telah menjadi kekasihku. Awalnya aku tak menyangka akan seperti ini. Dan setahun kemudian, dia benar-benar memintaku untuk menjadi yeoja chingunya. Gila?! Ya. Itulah pikiranku saat itu. Mungkin seorang aktor Hollywood terkenal tengah dibuat gila oleh seorang yeoja sederhana sepertiku.

Mungkin aku yang gila. Oh tidak.. Ucapanku kini mulai tak beraturan saat memikirkan namja itu! Okay.. Awalnya aku mengira bahwa dia adalah seorang aktor yang mencari popularitas dan kesenangan semata.

Yaah, aku adalah tipe yeoja yang kurang berminat jika ditanyakan hal-hal yang berhubungan dengan aktris/aktor dan sejenisnya, karena menurutku, mereka sama denganku, yaitu sama-sama berjuang hidup, namun, dengan cara yang berbeda dariku. Mereka menggunakan talenta, kecantikan/ketampanan mereka untuk mendapatkan uang. Begitulah kata kasarnya. Dan sangat bodoh menurutku untuk kepo dengan apa yang mereka kerjakan karena aku juga harus melakukan apa yang seharusnya aku kerjakan. Benci? Tidak. Hanya, kurang berminat saja untuk menjadi fans mereka. Aku juga tau, mereka pasti punya saat-saat di mana mereka harus berdiam diri sendiri tanpa ada yang mengganggu atau yang biasa disebut sebagai privasi.

Kadang aku berpikir bahwa tidak begitu menyenangkan menjadi seperti mereka. Karena yang terpenting bagiku adalah, bagaimana aku harus menggunakan talenta dan karunia yang Tuhan sudah tanamkan di dalam diriku agar bisa membantu orang lain dan memuliakan Tuhan yang ku sembah. Mungkin terdengar terlalu sok-sok keagamaan, tapi… Itulah yang membuatku bisa bertahan sampai saat ini…

Kyuhyun mengatakan bahwa aku adalah yeoja yang berbeda dari yeoja lainnya yang seumuran denganku karena kedewasaan dan ketegaran yang aku miliki serta sangat sulit untuk ditemukan. Entahlah, mungkin memang benar yang Kyuhyun katakan tapi terlalu berlebihan menurutku. Karena aku tau dan percaya.. akan sangat mudah mendapatkan yeoja sepertiku jika mereka merasakan bagaimana pengalaman kehidupanku dan mengikuti langkah yang ku ambil untuk tetap bertahan hidup.

Ambigukah? Mian. Baiklah, aku akan menjelaskannya. Aku adalah Lee Sungmin, seorang yeoja yang berasal dari keluarga sederhana. Appaku adalah seorang pekerja sejenis buruh yang penghasilannya tidak menentu. Sedangkan eommaku adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Biasanya eomma juga turut bekerja membantu appa untuk menjadi tukang cuci pakaian atau lebih tepatnya pembantu rumah tangga di rumah-rumah tentagga. Malu? Anni. Aku malah bangga telah dilahirkan dan dibesarkan kedua orang tua seperti mereka.

Appa dan eomma selalu berusaha menyenangkanku dengan keterbatasan perekonomian keluarga kami. Melihat dan merasakan pengorbanan besar yang sudah appa dan eomma lakukan untukku, aku juga berusaha untuk membahagiakan mereka lewat usaha belajar kerasku, dan berhasil! Aku menjadi murid teladan di sekolahku.

Bukannya ingin pamer, tapi para namja di sekolahku selalu berpura-pura tidak mengerti pelajaran – pelajaran yang baru saja diterima, padahal aku tau, itu semua sangat mudah bagi mereka. Ya, apalagi kalo bukan untuk mendekatiku. Tapi ya sudahlah, jika aku memarahi mereka, akan tambah panjang dan juga mungkin akan menyenangkan mereka. Jadi, setiap mereka melancarkan aksi itu, aku hanya mengajarinya paling banyak 3 kali dan langsung meninggalkan mereka atau berpura-pura sibuk akan sesuatu. Saat itu aku masih berada di tingkah sekolah menengah pertama.

Awalnya aku tak terlalu serius dengan namja aktor itu, karena aku tau, orang-orang seperti aku sangatlah tidak sepadan dengan mereka. Ya, aku tau diri dan siap akan dicampakkan Cho Kyuhyun. Namun entah mengapa, saat dia memintaku untuk menjadi yeoja chingunya, terbesit harapan bahwa memang ia serius denganku dan bahwa ia adalah namja yang tepat untukku. Bukan karena kekayaannya, namun detak jantungnya.. Yah.. Saat Kyuhyun menembakku dan aku mengiyakan walau aku berusaha mati-matian membuatnya menyerah dengan berbagai syarat anehku, dia memelukku dan mengatakan bahwa hanya detak jantungnya yang bisa menjelaskan betapa ia bersungguh-sungguh denganku. Detak jantungnya sungguh membuat pipiku terasa panas dan aku yakin saat ini pipiku tengah merona merah lalu aku menenggelamkan wajahku dalam dada bidang Kyuhyun agar ia tidak mengetahuinya. Mulai saat itulah, aku memutuskan untuk mempercayai Kyuhyun dan tetap bersiap jika dia berubah pikiran serta menyesali keputusannya ini.

Aku sangat bersyukur kepada Tuhan atas kesempurnaan hidup yang telah ia berikan, karena ia mengizinkan aku dibesarkan kedua orang tua yang begitu mengasihi dan berjuang keras untukku dan sekarang, Ia mengizinkanku untuk memiliki seorang kekasih yang benar-benar mencintaiku dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada padaku. Aku mengira, bahwa sudah cukup kesempurnaan yang Tuhan berikan. Namun tidak! Tuhan masih ingin membuat hal yang lebih sempurna lagi dibanding keadaanku saat ini. Yaitu dengan… mengizinkanku untuk menanggung penyakit kaki ini. Aku tidak pernah menduga bahwa penyakit ini dipantaskan oleh Tuhan untuk kutanggung.

Awalnya, aku mengira bahwa sakit ini hanyalah sakit biasa. Tapi hari demi hari sakit itu semakin sering muncul dan lambat laut mulai terasa lebih sakit. Aku benar – benar menyerah saat kakiku benar-benar sakit dan membatasi jangkauan aktivitasku. Lalu, aku mencoba untuk kerja paruh waktu demi mengumpulkan uang ke dokter.Sudah tentu tanpa sepengetahuan kedua orang tuaku dan Kyuhyun. Setelah merasa cukup, aku memeriksakannya ke dokter. Dan ternyata.. Sakitku bukanlah sakit biasa, namun digolongkan penyakit yang harus ditangani segera secara serius.

Tak bertahan lama, kedua orang tuaku dan juga Kyuhyun tentunya, mengetahui penyakitku. Kedua orang tuaku merasa sangat bersalah yang terlihat dari raut wajah mereka. Sedangkan Kyuhyun, bukannya merasa bersalah, namun raut wajahnya begitu marah. Aku siap menerima amukannya, karena dari awal aku sudah berjanji padanya untuk tidak menyembunyikan segala sesuatu yang berhubungan denganku sedikitpun kepadanya. Bahkan merk softext yang kugunakanpun, sangat ingin diketahui Kyuhyun. Semoga saja yang itu masih tergolong karena  perhatiannya, bukan kemesumannya.

Hampir setiap subuh isakan eomma terdengar di telingaku. Siapa lagi yang bisa membuat eommanya menangis kalo bukan Lee Sungmin. Ya, eomma menangis dalam doanya memohon agar Tuhan menyembuhkanku. Aku begitu sedih dan menyesal karena tidak bisa menjaga kesehatanku dengan baik. Mianhae eomma.. Nan jongmal jalmothaeso..

Aku tidak terlalu khawatir dengan keadaanku karena dokter memberikanku obat yang memungkinkan adanya pemulihan. Tapi satu hal yang sengaja ku abaikan dari nasehat dokter, yaitu aku harus banyak beristirahat dan jika memungkinkan, harus istirahat total. Bagaimana mungkin seorang Lee Sungmin yang dapat disamakan dengan yeoja hyperactive mengurangi bahkan istirahat total? Aku tidak boleh bersantai-santai di saat semua orang tengah bekerja keras dan berjuang untukku!

Tak jarang aku sering terjatuh. Yayaya… Aku tau aku ceroboh, mianhae. Maka dari itu, aku tidak pernah mengatakannya kepada appa dan eomma. Wae? Apalagi kalo bukan supaya mereka tidak mengkhawatirkanku. Dan Kyuhyun juga pastinya. Bukannya keGRan, tapi jika Kyuhyun tau aku jatuh apalagi setelah mengetahui penyakit yang tengah ku derita, aku yakin 100 bahkan mungkin 1000%, dia pasti langsung kembali ke Korea tidak peduli di manapun dan sesibuk apapun dia. Wajar?Sangat tidak wajar menurutku! Betapa bodohnya seorang aktor terkenal meninggalkan tanggung jawabnya hanya untuk seorang yeoja. Senang? Sudah pasti. Tapi, sebagai seorang yeoja chingu yang baik, aku harus membawa dampak baik bagi kehidupannya, bukan sebaliknya yang dapat menghancurkan karirnya.

Tak terasa sudah 2 tahun aku dan Kyuhyun menjalin hubungan. Aku tak menyangka, seorang Cho Kyuhyun ternyata mampu memegang teguh janjinya tanpa cela. Ya, kami tidak pernah berciuman apalagi lebih. Hanya, Kyuhyun sering menggoda dan mengusap kepalaku dengan penuh sayang. Dia juga selalu memelukku saat ingin menenangkanku. Jujur, aku sangat bahagia karena Tuhan sudah memberikan namja yang mendekati kata perfect ini dalam kehidupanku. Ingin sekali rasanya selalu berada dalam dekapan hangat dada bidangnya. Tapi aku tidak boleh egois! Dia adalah aktor Hollywood dan itulah resikonya mau menjadi yeoja chingu seorang aktor yang tugasnya ke sana ke mari mengabdikan dirinya. Yang penting, hatinya hanya untukku. Itu sudah cukup membuatku tenang.

Sepertinya pepatah yang mengatakan bahwa perkataan/nasehat orang tua sama dengan doa kepada anaknya adalah benar. Ya, tadinya eomma sudah menasihatiku untuk segera memberhentikan aktivitasku mengatur buku agar jangan terlalu letih. Bukan Lee Sungmin namanya jika melakukan segala sesuatu dengan setengah-setengah. Aku mengabaikan nasihat eomma, sampai akhirnya kejadian yang tak ku inginkan pun, terjadi lagi..

Aku terjatuh untuk kesekian kalinya karena hendak menggapai handuk yang sebenarnya dengan mudah aku ambil jika saja tidak diambil dengan pose malasku ini. Untung saja aku sudah selesai mandi lalu berusaha sekuat mungkin untuk mengeringkan tubuh, memakai pakaian, dan membaringkan diriku di kasur. Amazing! Ternyata membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk melakukan ketiga hal simple itu. Lalu benda berkelap – kelip mengusik mataku. Ponselku! Benar saja, Kyuhyun sudah menelepoku 13 kali. Pasti Kyuhyun benar – benar khawatir denganku.

Ponselku kembali berdering dengan si pemanggil yang sama. Sebelum mengangkatnya, aku mencoba untuk mengatur suaraku agar tak ketahuan. Hampir berhasil mengelabui Kyuhyun. Sayang, satu isakan kecilku mampu mengacaukan semuanya. Kyuhyun mendengar isakan itu dan nada suaranya semakin panik, dan seperti yang sudah bisa ditebak, Kyuhyun akan segera datang ke Korea. Oh no! Mianhae Kyunnie-ah. Aku tidak dapat menepati janjiku padamu.

Aku tak yakin dia akan segera datang, karena awalnya Kyuhyun mengatakan bahwa akan pergi selama 2 atau 3 minggu, yang berarti, 4 hari ke depan Kyuhyun masih berada di Eropa. Betapa kagetnya aku.. Ternyata hanya selang beberapa menit setelah memutus pembicaraan ponsel, sekarang Kyuhyun tengah mengetuk pintu kamarku. Aku mencoba untuk kuat dan berpura-pura tidak sedang kesakitan.

Kyuhyun begitu panik masuk ke kamarku walau kepanikannya terlihat setelah sukses menutup kembali pintu kamarku. Ya, aku melarangnya untuk mengatakan pada appa dan eomma jika aku terjatuh lagi.

Kyuhyun mengabaikan lelucon yang coba ku buat. Apalagi saat dia mencoba mengambil kakiku untuk memijatnya… Jinjja appo! Aku tidak dapat menahan sakitnya yang tadinya mati rasa itu. Dia benar – benar mengkhawatirkan aku sekarang dan membuatku semakin merasa bersalah.

Entah mengapa pikiran yang tidak ingin aku pikirkan sekarang, kini muncul mengahantuiku dan membuatku semakin tertekan. Pikiran itu berkata bahwa aku harus menyerah pada Kyuhyun dan penyakitku karena dengan begitu, orang – orang yang ku sayangi tidak lagi khawatir dan disusahkan olehku.

Pikiran itu semakin menjadi – jadi dan memojokkanku. Sampai akhirnya aku memutuskan menarik nafas dalam-dalam dan mencoba kuat walau aku rapuh. Aku memintanya untuk berfoto bersama. Aku mencoba untuk benar – benar melepaskan Kyuhyun dan menyimpan kenangan terakhirku dengannya melalui foto kami ini. Sampai akhirnya tanpa sadar.. Aku membatalkan persyaratan yang sudah ku buat dan disetujui oleh Kyuhyun 2 tahun lalu. Ya, aku mencium Kyuhyun lalu dengan santainya aku mengambil pose berciuman kami.

Ya.. Aku merasa bahwa memang saatnya aku mengabadikan Kyuhyun sebagai cinta pertama, ciuman pertama, dan cinta… terakhir. Air mataku nyaris kembali keluar jika tidak ku kuatkan tekadku dengan bertanya tentang hal yang sudah pasti aneh menurut Kyuhyun. Aku menanyakannya tentang cinta dan ciuman pertamanya.

Aku sedikit berharap bahwa hipotesis terakhir yang ku buat tidak terjadi. Namun, sepertinya takdir berkata lain. Kyuhyun tidak berkata ya, namun tawanya sudah cukup untuk mewakili kata ya dari pertanyaanku.

Aku bukanlah cinta maupun ciuman pertamanya. Tapi Kyuhyun, adalah cinta dan ciuman pertamaku. Dan yang paling menyakitkan.. pikiranku juga berkata bahwa jika memang begitu, berarti jika Kyuhyun adalah cinta terakhir bagiku.. Aku.. bukanlah… cinta terakhir Kyuhyun?

Ya, Kyuhyun membentakku. Wajar menurutku. Namun kali ini aku tak dapat lagi menahannya. Air mataku tercurah seenaknya dari mata ini. Aku mencoba untuk menahan isakanku sekuat tenaga, namun sakit hatiku ternyata lebih kuat dari yang kuduga. Tiba-tiba Kyuhyun berhenti membentakku. Pasti Kyuhyun sudah mendengar isakanku. Dengan sigap ia menarikku untuk meredahkan tangisku ke dalam pelukannya.

Kenapa pelukan Kyuhyun kali ini tidak ampuh dan tidak mampu menghentikan isakanku? Kyuhyun mencoba menenangkanku dengan kata – katanya. Tapi percuma, air mataku tak bisa ku kendalikan lagi. Aku benar – benar tak mampu menahannya. Uneq – uneqku keluar begitu saja dari bibir ini. Mianhae Kyu.. Maafkan aku yang sudah menyusahkanmu lagi dengan membiarkanmu mendengar keluh kesahku. Lalu Kyuhyun meminta maaf dan menegakkan badanku serta menghapus jejak – jejak air mata di pipiku. Aku memilih untuk masih tertunduk karena aku tak berani dan tak kuat melihat wajahnya saat ini.Kyuhyun-ah, seharusnya aku yang meminta maaf padamu.

Kyuhyun mengucapkan dua kalimat yang menggantung. Aku tak mengerti. Sontak aku mendongakkan kepalaku dan memberanikan diri melihat wajah pucatnya. Aku tersentak… Kyuhyun menangis. Baru kali ini aku melihat Kyuhyun menangis bukan untuk acting. Dan tatapan wajahnya sangat mengiris-iris hatiku. Aku merutuki diriku! Benar – benar merutuki diriku. Kenapa aku tak bisa mengendalikanmu air mata, eoh?! Jebal, berhentilah turun. Aku tak mampu menahanmu! Mianhae Kyuhyun-ah.. Nan jongmal jalmothaeso..

Kyuhyun memberikan senyuman terbaiknya padaku dan berkata bahwa ia mau memberikan sedikit dari kekuatannya untukku. Aku tak tau apa yang hendak Kyuhyun lakukan, tapi sudah cukup sakit yang ku buat padanya. Apapun yang akan ia lakukan, aku tidak akan menolaknya. Aku juga benar – benar berharap, apa yang Kyuhyun katakan benar – benar terbukti. Lalu aku mengangguk lemah tanda setuju. Dan Kyuhyun pun mulai menarik daguku lembut, dan…

Kyuhyun menciumku? Aku masih begitu shock sehingga tak membalas ciumannya. Tiba – tiba isakanku berhenti. Oh air mata… mengapa nanti Kyuhyun menciumku baru kau mau berhenti, eoh? Lalu, Kyuhyun melepas ciuman terlebih dahulu dan menatap aku penuh sayang.

Aku tau Kyu.. Kau melakukannya bukan karena nafsu mesum kembali menerjangmu.. Aku tau, kau melakukannya karena benar – benar ingin membantuku berbagi rasa padamu.

Aku tau, pasti saat ini kau sudah pasrah akan menerima akibat buruk ciumanmu. Terbukti, walau kau sedang tersenyum padaku, kau tampak memikirkan sesuatu. Geunde, gwenchana. Lagi pula, aku yang terlebih dahulu melanggar syarat yang ku buat sendiri.

Ampuni aku ya Tuhan. Ampuni aku karena kalah dengan pikiran buruk yang menerjang pikiranku. Aku tidak bermaksud untuk meragukan kegagahan dan kekuasaanMu. Ampuni aku karena sempat memutuskan untuk mengalah pada penyakitku dan pasrah jika Engkau memanggilku. Ampuni aku karena sudah sempat berpikir untuk melepaskan karunia terindahmu yaitu namja yang kini menjadi namja chinguku yang begitu menyayangiku. Ampuni aku karena sudah membuat janji dan aku juga yang sudah mengingkarinya. Ampuni aku ya Tuhan, karena sudah merusakkan perjanjianku padaMu yang akan terus berharap padaMu apapun yang terjadi.

Aku berjanji padaMu dan diriku sendiri serta tidak akan mengingkarinya lagi. Mulai detik, aku tidak akan pernah lagi mencoba mengambil bagianMu! Aku tidak akan membiarkan diriku khawatir melampaui batas lagi. Aku akan melakukan yang menjadi bagianku saja dan membiarkanMu mengambil segala kerisauan dan kekhawatiran hatiku. Terlebih, aku tidak akan pernah lagi mencoba untuk membuang karunia yang Engkau berikan yaitu orang – orang yang begitu mengasihi dan berjuang untukku.

Apapun yang terjadi, semuanya kuserahkan padaMu saja Ya Tuhanku. Allah yang Sanggup melakukan segala sesuatu. Allah semesta alam. Allah yang bagiMu tidak ada yang mustahil.

Kyuhyun-ah… Itulah yang aku ucapkan padanya saat mengakhiri doa sekaligus janjiku pada Tuhan. Kyuhyun bingung dengan ekspresi wajahku yang tanpa marah sedikit pun bahkan digantikan dengan senyuman kesukaanya. Tanpa berlama – lama lagi membuat Kyuhyun bingung, aku langsung mendekatkan wajahku dan menciumnya.

Aku, seorang yeoja biasa telah berani mencium seorang Cho Kyuhyun yang adalah aktor Hollywood terkenal sebanyak 2 kali di hari yang sama. Jika ada yang mendengarnya, pasti mereka akan mengira bahwa akulah yang pervert.

Aku tak peduli. Arti ciuman yang pertama tadi adalah tanda keputusasaanku. Namun yang kedua ini adalah ciuman tanda metraiku untuk kembali bangkit dan berjuang untuk janjiku, apppa dan eomma, juga dirimu Cho Kyuhyun.

Sekali lagi terima kasih Tuhan…
Hanya kata-kata itu yang bisa aku ucapkan. Kau begitu luar biasa di dalam hidupku. Aku tak peduli lagi apa yang akan terjadi setelah operasi atau saat operasi berlangsung nanti.
Satu yang kupegang yaitu : Apa yang sudah berlalu dan yang akan datang, tidak dapat menghentikan berkah, cinta, kasih sayangmu padaku. Maka dari itu aku memutuskan untuk menggunakan dengan sebaik mungkin kesempatan yang kupunya, yaitu hari ini dengan cara bersyukur atas apa yang sudah dan yang masih terus Engkau curahkan di hari ini.
Saranghae Kyuhyun-ah..You Are My First and My Last...


--------------- Sungmin’s Pov End---------------


Sembari bercucuran air mata dan senyuman yang terus terlukis di wajah kedua pasangan itu, mereka masih melangsungkan ciuman tulus itu.

Ya, Sungmin benar.
Tugas kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, hanyalah menyerahkan sepenuhnya kehidupan kita kepada Tuhan termasuk segala kekhawatiran kita. Apapun yang terjadi, biarkan Tuhan bekerja… Maka di saat yang tak pernah kita duga sekalipun, tanganNya bekerja dan mengabulkan doa kita. Bukan sesuai keinginan kita, namun sesuai kebutuhan dan kehendakNya.


~The End~


FanFict ini terinspirasi dari :
  1. Pengalaman hidup penulisnya :D
  2. Mimpi aneh namun ‘indah’ sang penulis pada tanggal 2 Juli. Yaitu, thor – thor memiliki pacar artis Hollywood yang entahlah siapa namanya, yang jelas pernah main sebagai Jacob atau manusia serigala di Twilight. Katanya, dia benar – benar mencintai thor-thor bahkan dia menahan dengan luar biasa nafsunya untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah. Padahal orang barat kebanyakan pasti menganggap hal itu sudah biasa bahkan bukan pacaran kalo tidak melakukannya. Dia tulus menjadi pacar thor-thor sekalipun thor-thor sakit-sakitan.
Thor-thor bingung karena thor-thor kaga pernah berpikir ape-ape soal namja ntu. Gimana mo ingat, ngefans aja kagak. Tapi bersyukur, dengan adanya mimpi itu, FanFict special KyuMin edition ini bisa dibaca oleh semua readerdeul ^.^

Gomawo sudah meluangkan waktu untuk membaca FanFict saya ini.
Kalo boleh dan tidak keberatan sih, thor – thor minta RCLnya dong. Itung – itung hadiah ulang tahun buat thor – thor *sambil kedip kedip mesum* -.-v

Oh iya, thor-thor tunda dulu next chap for FanFict “Wae? Is That Wrong To Loving You?” karena beberapa hari ini, thor-thor harus memperjuangkan sesuatu. Doain thor-thor ya, biar cepet post the next chap :D

Yang terakhir seperti biasa :
Don’t porget => As Inspiration Yes, As Plagiator Andwe!
Gamsha~ God Blessing Us :)


# July 13, 2014 at 4:13am from Facebook Chun Hoa Radeulan (https://www.facebook.com/notes/chun-hoa-radeulan/fanfict-my-first-and-my-last-special-kyumin-day-137-gs-one-shoot-b/805518162816275)

No comments:

Post a Comment