--------------- Beberapa menit kemudian…---------------
“Annyeonghaseyo, abeonim,eomeonim.” Ucap Kyuhyun sopan lalu membungkuk memberi hormat usai tepat berada di depan appa dan eomma Sungmin.
“Eh, calon mantu Kyuhyun. Pasti cari Sungmin, kan?” tanya eomma Sungmin yang menebak tepat sasaran.
“Nde. Boleh aku langsung ke kamarnya?” balas Kyuhyun langsung tanpa basa basi.
“Hajiman, kenapa kau terburu-buru?” tanya appa Sungmin menyelidik.
“Geurom.. Karena aku sangat merindukannya. Aku sudah tidak bertemu dengannya 2 minggu. Hehe” Jawab Kyuhyun santai menyembunyikan kekhawatirannya.
“Aigoo.. Beruntungnya Sungmin dimiliki namja seperti Kyuhyun.”
“Anni.. Kyuhyunlah yang beruntung karena boleh mendapatkan Sungmin.” Balas appa Sungmin tak mau dikalah.
“Chogi, abeonim,eomeonim… Naega meonjeo ganda. Dan juga, silahkan lanjutkan perbincangan kalian.” Potong
 Kyuhyun tak segan lagi karena kini ia benar-benar khawatir, bahkan 
kedua orang tuanya pun seperti tidak mengetahui insiden yang Kyuhyun 
perkirakan telah menimpa Sungmin lagi.
“Aigoo..Aigoo..
 Dasar anak muda zaman sekarang, tidak bisa sabar. Kalo kita dulu, butuh
 1 minggu agar benar-benar mengetahui kabar satu sama lain.” Ucap eomma Sungmin sembari ditanggapi tawa kecil dari nampyeonnya.
--------------- Kamar Sungmin…---------------
    …. TOK, TOK, TOK …. (Bunyi ketukan pintu kamar Sungmin)
“Minnie-ah.. Ini aku..”ucap Kyuhyun setengah teriak agar Sungmin mendengarnya.
“Eoh? Masuk saja, Kyuhyun-ah.” Balas Sungmin dengan nada suara tenangnya.
“Minnie-ah!” ucap
 Kyuhyun terdengar legah setelah melihat Sungmin tengah duduk manis di 
atas kasur yang dibalut dengan kain. Namun, tetap saja ia khawatir dan 
ingin mengetahui penyebab isakan Sungmin tadi.
“Kau jatuh lagi, eoh?” tanya Kyuhyun sambil membuka kain Sungmin untuk memastikan keadaan tubuh tepatnya, kaki Sungmin.
“Nde.. Mianhae, karena aku tidak bisa menepati janjiku.” Ucap Sungmin yang berusaha keras menahan isakannya yang bukan hanya karena sakit di kaki, namun juga sesal di hatinya.
“.….” Kyuhyun
 hanya memberikan senyuman terbaiknya, dan.. Ia menatap Sungmin dalam, 
sambil memegang sebelah pipinya. Ia tau, Sungmin habis menangis dan 
pasti akan menangis lagi karena mata Sungmin masih berkaca-kaca.
“Kyuhyun-ah.. Bukannya 4 hari lagi kau akan pulang? Kenapa kau bisa dengan cepat kemari? Kau seharusnya di Paris kan?” tanya
 Sungmin penasaran karena negara tempat berkelana Kyuhyun bukanlah benua
 Asia, tapi mengapa ia sampai tepat waktu dan kini berada di sisinya.
“Nde.. Aku..” jawab
 Kyuhyun mencoba menyusun kata-katanya dengan jujur dan tidak membuat 
Sungmin merasa bersalah karena sudah menjadikan Cho Kyuhyun terlihat 
tidak professional.
“Marhaebwa..” tanya 
Sungmin dengan wajah yang benar-benar membuat Kyuhyun merasa serba salah
 untuk berkata jujur ataupun setengah jujur yang dapat dikategorikan 
pula dalam kebohongan. Sampai ia memutuskan untuk berkata…
“Nde.. Aku dari Paris.” Jawab Kyuhyun singkat tanpa mengubah senyumannya.
“Mwo?
 Jongmal? Bukankah perbedaan waktu antara Paris dan Seoul adalah 8 jam 
dan waktu penerbangan paling kurang 12 jam? Kenapa kau bisa sampai tepat
 waktu?” Benar saja. Sungmin sudah memperkirakan hal itu terjadi. 
Namun, ia tetap heran bagaimana mungkin Kyuhyun sampai ke rumahnya dalam
 waktu beberapa menit saja? Ia terus memikirkannya sampai Kyuhyun pun 
membuka suara.
“Molla.. Tiba-tiba aku merasa begitu
 khawatir kemarin. Aku belum tau itu apa, tapi firasatku berkata bahwa 
aku harus segera ke Seoul sebelum terlambat. Bahkan sampai stasion 
Incheon pun, aku masih bingung dengan perasaanku. Sampai saat aku 
menahan taksi, satu nama terlintas di pikiranku..” ucap Kyuhyun jujur, lalu menggantung. Tentu Sungmin mengerti apa maksud Kyuhyun menggantung kalimatnya.
“Aigoo… Kau menggobal lagi di saat seperti ini, eoh?” ucap
 Sungmin yang mencoba melucu untuk mengurangi rasa khawatir Kyuhyun. 
Walau ia tau, Kyuhyun sudah pasti tidak sedang menggombalnya.
“Coba kulihat kakimu.” Pinta Kyuhyun sambil mencoba memegang kaki kiri Sungmin perlahan-lahan tanpa menghiraukan lelucon Sungmin coba buat.
“A-Aaah..”ringis
 Sungmin tiba-tiba saat Kyuhyun mulai menyorong kakinya. Biasanya 
Sungmin dapat menahannya bahkan saat dipijatpun ia tidak akan meringis. 
Dan juga, gesekkannya begitu lembut. Tapi, tidak untuk yang satu ini. 
Luar biasa sakit yang Sungmin rasakan.
“….” Kyuhyun
 spontan memberhentikan pergerakan tangannya saat mendengar ringisan 
kecil Sungmin. Ia tau, kali ini memang.. Sakitnya pasti bukan main dari 
sakit – sakit sebelumnya.
“Ya, Cho Kyuhyun. Duduk di sini.” Ucap Sungmin lembut seraya menepuk-nepuk bagian kasur yang masih kosong tanda mempersilahkan Kyuhyun duduk di samping kanannya. 
“Nde? Ah, ye.” Balas Kyuhyun setengah sadar dan tanpa berlama-lama, langsung melakukan permintaan Sungmin.
“Kau tau tidak?” tanya Sungmin yang kembali mencoba untuk mengalihkan suasana.
“Wae?” balas Kyuhyun yang kali ini sudah dengan kesadaran penuh.
“Kau.. Tampan sekali mengenakan pakaian ini.. Ayo kita selfi, eoh?” jawab Sungmin tulus lalu memasang senyum aegyo mautnya. # awas loh Umin, ntar KyuPpa kelepasan lagi :D
“Arraseo.” Jawab
 Kyuhyun langsung dengan sedikit tertawa dan sepertinya ia benar-benar 
tidak tergoda sedikit pun dengan aegyo maut Sungmin kali ini. Tidak! 
Bohong.. Ia tidak pernah berhenti terpanah dengan senyuman Sungmin sejak
 pertama, saat ini, maupun waktu yang akan datang. Hanya… Ia sangat 
memahami apa maksud dari perkataan dan senyuman aegyo itu. Kyuhyun tau 
dengan baik, bahwa Sungmin mengalihkan pembicaraan mereka agar ia tidak 
khawatir lagi. #sepertinya Kyuhyun sudah berbakat untuk menahan nafsu 
bejatnya dan menjadi namja setia.. Cie-cie KyuPpil *toel-toel pipi abang
 Epil* :p xD
    …. CeKlik, CeKlik, CeKlik …. (Bunyi jepretan ponsel Kyuhyun dan Sungmin bergantian)
    …. CeKlik, CeKlik, CeKlik ….
--- Sampai ----
    …. CeKlik …. (Kyuhyun hanya mampu terdiam seribu bahasa dan seribu tanda tanya)
“Aigoo.. Kau lihat? Lucu sekali ekpresimu, eoh? Hahaha” jawab Sungmin usai mengakhiri ‘aktivitas’ mereka sembari menunjuk hasil jepretan ‘terakhirnya’.
“Ceritakan padaku…. Tentang cinta pertamamu.” Sambung
 Sungmin memaparkan senyuman kesukaan nan maut namja itu. Yang diajak 
berbicarapun masih terdiam bahkan semakin bingung dengan tingkah yeoja 
chingunya itu, khususnya yang ‘baru saja’ ia lakukan. Terbukti, sekarang
 ia tengah melayangkan tatapan menyelidik meminta penjelasan terhadap 
Sungmin.
# Thor-thor arra, mungkin banyak readerdeul 
yang ngak ngerti dengan penjelasan thor-thor di atas. Kalo ada yang 
ngerti, pasti kaga mungkin :D -.-
Jadi gini, pas mereka lagi asik 
jepret sana-jepret sini-tak lupa dengan berbagai bentuk wajahdan dari 
berbagai varian rasa (?) sana sini, tiba-tiba… Sungmin menempelkan 
bibirnya di bibir Kyuhyun atau melakukan perilaku yang sudah lumrah kita
 kenal dengan istilah ~Chu~,, yang kemudian dengan santainya men“CeKlik”
 ponselnya untuk mengambil gambar terakhir atau pose ber~Chu~an mereka.
Lha? Lantas, bagaimana dengan syarat yang Sungmin layangkan saat Kyuhyun memintanya untuk menjadi yeoja chinggunya 2 tahun lalu?
“Cih, yakin sekali kau Mr. Cho. Syaratnya…….. Jangan pernah mencoba untuk MEN-CI-UM-KU, apalagi lebih dari itu. Bagaimana?”
“Geunde… Kapan aku bisa menciummu?”
“Jika kita sudah melaksanakan janji suci pernikahan. Arraseo?”
Jadi,
 bagaimana jika Lee Sungmin sendiri yang mengingkari syarat tersebut? 
Apakah maksud dari Sungmin? Apakah readerdeul bertanya-tanya juga? Jika 
ya, berarti readerdeul tengah memiliki pikiran yang sama dengan Kyuhyun.
“Wae? Cepat ceritakan padaku.” Ucap Sungmin sebagai balasan tatapan menyelidik Kyuhyun.
“….” Kyuhyun
 masih terdiam. Entah ia harus bahagia dengan perlakuan Sungmin tadi 
atau malah sebaliknya. Karena ia tau dengan benar, bahwa Sungmin saat 
telah mengeluarkan keputusan untuk berjanji dari mulutnya, maka dengan 
cara apapun juga, PASTI menepatinya. Ini aneh! Pasti ada sesuatu.
“Aku…
 Pasti bukan cinta pertamamu kan? Benarkan? Iyalah! Namja pervert 
sepertimu pasti langung meng-em-bat semua yeoja yang kau temui.. 
hahaha.” Tanya Sungmin sambil setengah tertawa. Entah apa maksudnya. Kyuhyun mencoba untuk mencari jawabannya. Alhasil… Nihil!
Dari
 air wajah Sungmin, sepertinya Sungmin memang berbakat atau mungkin ia 
sudah terbiasa menyimpan segala sesuatu hanya untuk pribadinya sendiri. 
Karena sepertinya,tidak ada yang ia sembunyikan. Dan akhirnya Kyuhyunpun
 memutuskan untuk…
“Ya! Kau pikir aku pria macam apa yang langsung meng-em-bat semua yeoja yang aku temui, eoh?” balas Kyuhyun dengan tampang tidak terimanya.
“Apakah aku salah?” Tanya Sungmin.
“Nde. Saaalah sekali!”
“Lalu, bagaimana yang benarnya Kyuhyun-ssi?” balas Sungmin mencoba menggoda Kyuhyun.
“Yang benarnya itu, a-ku-meng-em-bat-me-re-ka-se-ca-ra-per-la-han. Hahahaha” balas
 Kyuhyun yang memberikan penekanan khusus dengan kata-kata tersebut 
untuk membalas godaan Sungmin. Dan keadaanpun terbalik. Malah Sungminlah
 yang masuk perangkap godaan Kyuhyun.
“Meng-em-bat-me-re-ka-se-ca-ra-per-la-han?!
Sam-pai-ke-da-lam-da-lam-nya?
Dan-kau….”ulang
 Sungmin sambil mengeja pelan tiap untaian katanya juga menambahkan 
beberapa kalimat yang mulai menari-nari dalam pikirannya setelah Kyuhyun
 mengucapkan kalimat ‘ajib’nya itu. Tak lupa, ia masih menggunakan 
ekspresi kaget alay bin lebaynya.
“Eoh.” Balas
 Kyuhyun singkat sambil berusaha keras menahan tawanya melihat ekspresi 
kaget Sungmin. Ia tidak menduga akan sepolos itu reaksi dan tanggapan 
yeoja chingunya.
“Eoh?! Jjo-jongmal? Jja-jadi… Kau… sudah tak suci lagi?” balas
 Sungmin dengan membelalakan matanya serta melayangkan pertanyaan 
‘polos’nya itu kepada Kyuhyun # thor-thor ngakak ‘denger’ ucapan Sungmin
 XD, sedang Kyuhyun…
“Nde. Wae? Kau tak terima?”balas Kyuhyun yang masih melancarkan aksi menahan tawanya itu.
“Aigooo..
 Yaa, Lee Sungmin! Seharusnya kau memang sudah tau kalo Cho Kyuhyun 
adalah namja seperti itu! Geurom.. Yang tadi, exactly aren’t your first 
kiss, eoh?” ucap Sungmin berdecak kesal bahkan masih melanjutkan aksi tanya jawab ‘polos’nya dengan Kyuhyun.
“Nde?? Hahaha..” Tanya
 Kyuhyun tepatnya untuk memastikan bahwa pertanyaan tadi memang Sungmin 
ucapkan. Namun, hanya satu yang benar-benar ia ingin keluarkan sejak 
tadi, yaitu tawa lepasnya dan benar saja, Sungmin menganggap bahwa tawa 
lepas Kyuhyun adalah mengIYAkan pertanyaanya.
“Heh.. Hehehe.. Gwenchana.”Desah
 Sungmin singkat sembari melayangkan ‘senyuman’, namun dengan ekspresi 
yang kali ini benar-benar berubah 180o (derajat). Dan sudah pasti, 
menambah tanda tanya di pikiran Kyuhyun.
“Minnie-ah.. Ige mwonde? Jebal, jangan  buat aku bingung.” Akhirnya..
 Pertanyaan itu akhirnya berhasil meluncur keluar dari mulut Kyuhyun. 
Bagaimana tidak? Ia tidak pernah sangat bingung seperti sekarang dengan 
perlakuan Sungmin.
“Nan… Aku bukanlah cinta pertama atau ciuman pertamamu. Berbeda denganku.. Neo.. Adalah cinta pertama dan ciuman pertamaku.” Gantung Sungmin.
“…..” Kyuhyun hanya mampu terdiam dan membiarkan Sungmin menyelesaikan kalimatnya karena ia belum juga paham.
“Jadi, jika aku berkata kau cinta terakhirku… Berarti aku juga bukan cinta ter…” ucap Sungmin terpotong.
“Ya! Kau kenapa Lee Sungmin?! Apa yang coba kau ucapkan tadi, eoh?” potong Kyuhyun yang sepertinya mulai mengerti maksud dari rentetatan perilaku aneh Sungmin sedari tadi.
“Wae?
 Bukannya kau adalah master matematika, eoh? Apakah aku menggunakan 
rumus logika yang salah? Aku yakin, guru matematikamu juga setuju dan 
akan mengatakan bahwa aku sudah menggunakan rumus logika yang benar jika
 ia mendengarnya.” Balas Sungmin santai.
“YA! 
KAU! Kenapa kau jadi begini Minnie-ah?! Apa maksud semua ucapan anehmu 
sedari tadi? Kenapa kau begitu mudah dalam menyimpulkan hal bodoh, eoh?” bentak
 Kyuhyun yang kini tak tahan lagi mendengar ucapan sok Sungmin. Tidak! 
Lebih tepatnya, ia mengucapkan untaian kata-kata yang hanya orang bodoh 
dan putus asa saja mengucapkannya menurut Kyuhyun.
“Mwoya? Aku tidak salahkan? Jika aku salah, marhebwa… Katakan di mana letak kesalahanku.” ucap Sungmin yang kini mulai memalingkan wajahnya dari Kyuhyun.
“Salah.
 Salah sekali! Baik akan ku per-je-las! Kau bilang tadi, kau bukanlah 
cinta pertama dan ciuman pertamaku. Sedangkan aku, adalah cinta pertama 
dan ciuman pertamamu. Lalu dengan mudahnya kaumenyimpulkan hal bodoh 
dengan mengatakan bahwa jika aku cinta terakhirmu, berarti kau bukan 
cinta terakhirku, eoh? Apa mak…” ucapan sekaligus bentakan Kyuhyun terhenti.
“Minnie-ah...” ucap
 Kyuhyun lirih. Karena saat ini, salah satu dari 2 yeoja yang paling ia 
cintai (tentu eommanyalah yang menjadi salah satunya), tengah menunduk 
menahan isakan yang tak dapat  tertahankan lagi.
“Kyuhyun-ah… Aku takut… Aku takut sekali…” ucap
 Sungmin tersenggal-senggal akibat tangis yang sudah berusaha 
mati-matian ia tahan akhirnya keluar tepat di depan salah satu orang 
yang paling tidak ingin untuk melihat air mata kepedihannya.
Tanpa aba-aba lagi, dengan reflex Kyuhyun membawa Sungmin ke dalam dekapannya. Berharap bahwa yeoja itu akan merasa lebih baik.
“Aku
 takut dengan operasi itu…. Aku takut mengecewakan kedua orang tuaku… 
Aku takut mengecewakanmu… Bagaimana jika operasi itu tidak berjalan 
lancar, eoh? Aku takut, aku tidak akan bertahan lama setelah operasi 
itu… Hiks..” ucap Sungmin berentetan dalam dekapan dada bidang nan 
hangat Kyuhyun dan mengeluarkan segala penat yang telah ia simpan 
sendiri di dalam hatinya.
“Minnie-ah. Kau tau… Kau 
adalah yeoja terkuat yang pernah aku kenal dan tidak akan pernah ada 
lagi sepertimu. Aku percaya, kau bisa melakukannya.”Ucap Kyuhyun begitu gentle namun berisi keyakinan yang penuh.
“Anni.. Aku tidak sanggup untuk yang satu ini Kyuhyun-ah. Aku tidak kuat lagi.. Hikss!” isakan Sungmin semakin keras selaras dengan air matanya yang kian menderas. 
“Jebal.. Hatiku sakit melihatmu seperti ini, Minnie-ah.. Andwe.. Jangan seperti ini, eoh? Buthakhaeyo..” mohon Kyuhyun yang kini mulai turut menitikkan air mata.
Cengeng
 kah ia? Terserah apa kata orang! Kali ini hatinya benar-benar sakit. 
Bukan! Tetapi luar biasa sakit! Jika melihat Sungmin bersama namja lain,
 itu bukanlah masalah untuk Kyuhyun, karena setelah Sungmin pergi, ia 
bisa kapan saja menonjok namja itu demi menghilangkan kesalnya. Tapi ini
 berbeda! Bagaimana mungkin ia yang adalah namja chingu Lee Sungmin, 
yang jelas-jelas berada di samping bahkan sekarang sedang mendekap yeoja
 itu namun tidak mampu menghentikan isakannya walau hanya sejenak?
Namja
 chingu mana yang begitu bodoh dan tega tidak mampu melakukan apa-apa 
sedangkan yeoja chingunya kini menahan perih seorang diri seolah-olah 
tidak ada yang mempedulikannya?! Padahal ia, yang begitu mempedulikan 
Sungmin bahkan mungkin lebih dari dirinya sendiri sedang berada di 
sampingnya.
“Minnie-ah.. Mianhae..” ucap 
Kyuhyun sembari menegakkan badan Sungmin dan menghapus jejak-jejak air 
mata yang kian beramai-ramai mengotori wajah yeoja pemilik pipi chubby 
itu.
“….” Sungmin masih saja menunduk sembari mencoba mengentikan tangis tanpa hentinya.
“Kalo begitu.. Biarkan aku..” ucap Kyuhyun menggantung kalimatnya.
“…..”
 kali ini Sungmin mendongak dalam bisu melihat wajah Kyuhyun. Sungmin 
tersentak melihat Kyuhyun yang kini juga menangis. Namun, entah 
mengapa.. Untuk kali ini, ia benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa, 
bahkan hanya untuk menghentikkan air matanya yang makin deras pun ia tak
 kuat.
“Let me.. Give you a little bit of my strength…” ucap
 Kyuhyun tulus dan memberikan padangan penuh sayangnya kepada Sungmin. 
Seolah – olah memberi keyakinan tanpa sedikitpun keraguan, bahwa memang 
Kyuhyun akan memberikannya.
“…..” Sungmin hanya mampu 
membalas perkataan Kyuhyun dengan tatapan sendunya. Sungmin benar-benar 
rapuh saat ini. Yang ia mampu lakukan sekarang hanyalah membiarkan 
Kyuhyun membantunya agar ia bisa kuat kembali. Walau ia tau akal 
sehatnya tidak mudah menerima perkataan Kyuhyun yang terdengar terlalu 
klasik itu, namun ia menganggukkan kepalanya tanda setuju sembari 
memaparkan senyuman di tengah tangisnya.
“Joha…” balas Kyuhyun tulus sambil tersenyum samar.
Setelah
 mendapat persetujuan dari sang pemberi persetujuan, Kyuhyun pun 
langsung meraih dagu Sungmin dengan lembut dan tulus, lalu ….
    ~~ ChUuUu ~~     (Kyuhyunpun mencium Sungmin)
Jika
 kalian menyangka ia mencari kesempatan dalam kesempitan, kalian salah 
besar! Kyuhyun hanya ingin memberikan kekuatan kepada Sungmin lewat 
ciumannya yang tulus tanpa nafsu sedikitpun. Kalo dulu, ia dengan 
mudahnya menenangkan dengan cara mendekap Sungmin dalam kehangatan dada 
bidangnya… Kini, ia benar-benar kehilangan akal dan benar-benar tidak 
tau harus berbuat apalagi agar Sungmin menghentikan isakan dan mau 
berbagi rasa dengannya. Tidak masalah baginya jika Sungmin mungkin akan 
memotongnya setelah itu. Satu di dalam pikirannya hanyalah “Aku tak tahan melihatmu begini, Minnie-ah.. Hatiku hancur melihatmu seperti ini…”
Usai
 melepaskan ciuman mereka, Kyuhyun menatap Sungmin penuh sayang. Ya, 
tatapan mesumnya sedang lenyap entah ke mana.. Dan ia sudah siap 
mendapat amukan Sungmin. Setidaknya, ia legah… karena Sungmin telah 
menghentikan isakannya.
“Kyuhyun-ah….” Ujar 
Sungmin samar, tanpa Kyuhyun mengerti maksudnya apa. Ia mencoba 
memikirkan berbagai kemungkinan buruk dari amukan yang akan segera 
dilayangkan Sungmin kepadanya lewat tatap Sungmin. Tapi kembali lagi 
sodara-sodara… Nihil! Sepertinya kepekaan Kyuhyun mulai pudar. 
Entahlah.. Apakah ini balasan sang Tuhan karena sering menggoda Sungmin,
 atau mungkin ini adalah akibat dari aegyo yang Sungmin sering 
dilayangkan kepada seorang Cho Kyuhyun?
Kyuhyun masih 
terus berusaha menebak apa yang ada di dalam pikiran Sungmin sekarang. 
Sungmin tau, Kyuhyun pasti sedang memikirkan kemungkinan buruk akibat 
mencuri kedua ciuman pertamanya. (Eitss.. Jangan salahkan Kyuhyun, 
karena Sungminlah yang memulainya)
Lalu Sungmin tersenyum tipis, kemudian mulai mendekatkan wajahnya di wajah Kyuhyun, daaaaaan…….
   ~~ ChUuUu ~~     (Sungminpun mencium Kyuhyun *untuk kedua kalinya di hari yang sama*)
Kyuhyun
 kaget bukan main dengan perlakuan ‘too brave’ Sungmin to his ‘seductive
 lips’. Namun, ia lebih memilih membalas kecupan Sungmin dengan lembut.
Entah berapa lama mereka melakukan aksi tersebut…
Senyuman itu terus terpatri di wajah mereka disertai deraian air mata yang menghiasi wajah keduanya..
--------------- Kyuhyun’s Part / Point Of View (Pov) ---------------
“I want that girl.” Ucapku seraya menatap lurus padanya. Entahlah, mungkin terdengar layaknya aku hendak membeli sebuah mainan.
“What? Are you crazy? She is not a toy.” Benarkan? Managerku saja mengira hal yang sama.
“I know, she is a girl. I never said she was a toy, right?” Balasku
 singkat. Ya, memang. Aku tidak pernah bilang bahwa yeoja itu adalah 
mainan. Aku hanya berkata, aku menginginkan yeoja itu. Apakah salah 
mengungkapkan apa yang aku inginkan?
“No! Can’t you
 see? She such comes from a rabble family. I don’t want you hurt that 
girl Mr. Cho Kyuhyun. Isn’t enough all girl do you have right now? After
 all, you just met her once. How could you meet and get that girl, huh? 
Korea is too large.” Itulah tanggapannya. Dia mengira bahwa aku 
akan mempermainkan yeoja itu dan benar-benar mencoba membuatku yakin dan
 mengikuti kata-katanya.
“Just take it easy, Jake. I
 know. Korea is too large. But just now I have a clue, that girl stayed 
in Seoul. And I believe, I’ll meet her again. I promise you, I’ll never 
make something bad to that girl.”janjiku singkat dan dengan penuh keyakinan.
“Oh My.. What attracted you to that girl?” ucap
 managerku sakratis. Wajar saja Jake mengatakan hal itu, karena aku 
adalah seorang aktor Hollywood yang bukan saja terkenal karena 
ketampanan dan bakat hebat karunia Tuhan, tapi juga karena sifat baiku 
kepada yeoja-yeoja yang mereka samakan dengan playboy.
“I can’t explain. This girl looks like different than another. It’s okay if you won’t to help me. I’ll get by my way.” Ya.
 Yeoja itu begitu menarik perhatianku. Dia berbeda. Di saat semuanya 
berdandan cantik bahkan ada yang menor untuk sekedar jalan-jalan 
mungkin, namun dia hanya menggunakan pakaian biasa bahkan mungkin 
terlalu biasa. Apakah itu karena aku terlalu lama di Eropa sehingga aku 
menilai cara berpakaiannya terlalu biasa atau alasan lain. Entahlah.. 
Yang jelas, aku harus segera mengusir rasa penasaranku.
“Okay, up to you. But if you get some dangers in this case, I’ll never help you and just get by your way.” Balas managerku yang ikut-ikutan mengcopy salah satu kalimatku.
“Okay, deal.” Jawabku
 santai sembari mengeluarkan sedikit seringai andalanku. Entahlah… 
Semoga saja yeoja itu benar-benar tidak merugikanku. Baru kali ini aku 
mau mengikuti insting kejantananku menyangkut urusan yeoja. Tak apalah 
sekali-kali dengan yeoja seperti dia. Pendapatku saat itu.
“Oh
 no.. You should quikly realise Kyuhyun. I hope you can hold your 
promise.. Now, just prepare your self with goodly for your next event.” Sepertinya
 Jake benar-benar pasrah denganku. Ya, ia tau dengan benar bahwa aku tak
 kan pernah kalah atau menyerah saat sudah menginginkan sesuatu sekecil 
apapun. Mungkin, itulah salah satu sikapku yaitu pantang menyerah yang 
membuatku bisa begitu sukses sampai saat ini.
Semenjak 
saat itu, aku mulai sering berkunjung ke Korea walaupun begitu banyak 
kerjaan yang harus aku lakukan di Eropa. Mungkin terdengar terlalu 
childish dan murahan, tapi aku benar-benar dibuat penasaran mati karena 
yeoja itu. Baiklah, sepertinya masih sedikit membingungkan, aku akan 
menceritakan awal mula kisah kami dimulai.
Saat itu, 
aku hendak melangsungkan show dan juga jumpa pers di Korea. Seperti yang
 bisa diduga, begitu banyak orang bukan hanya yeoja yang mengidolakanku,
 namun terlihat beberapa namja juga rela datang berdesak-desakan demi 
bisa bertemu denganku. Wajarlah, aku adalah seorang Cho Kyuhyun, artis 
Hollywood termuda dari Korea dan terkenal di dunia sejak 2009, kini 
datang kembali ke kampung halamannya. Tentulah mereka atau para fansku 
tidak menyia-nyiakan kesempatan yang tinggal selangkah lagi untuk dapat 
bertemu denganku selama di Korea.
Aku sudah terbiasa 
memasang senyum menawan hatiku selama berjam-jam untuk berhadapan dengan
 mereka. Setidaknya itulah yang dapat aku berikan pada mereka, karena 
aku sadar, jika bukan karena mereka, aku tidak bisa seperti ini atau 
bisa dibilang, merekalah yang turut mewujudkan impianku.
Benar-benar
 tak disangka, aku bertemu dengannya lagi. Ya, yeoja itu. Waktu itu aku 
melihatnya sesaat sebelum show dimulai. Ternyata dia juga bagian dari 
fans clubku. Aku bingung. Bingung karena sepertinya yeoja itu tidak 
antusias sekali di saat semua orang berteriak memanggil namaku. Saat ku 
perhatikan dengan baik, ternyata dia tidak sendiri. Dia bersama seorang 
yeoja yang mungkin lebih muda 2 tahun darinya. Dari situlah aku 
menyimpulkan bahwa ia bukan bagian dari fans clubku, tapi hanya menemani
 yeoja yang mungkin adalah dongsaengnya. Benar saja, tebakkanku benar 
100% seperti biasanya. Ternyata yeoja itu datang untuk menemani adiknya.
 Sedikit kecewa mengetahui kebenarannya. Namun tak apalah.
Entahlah…
 Perasaan seperti ini tak pernah ku rasakan sebelumnya. Mungkin karena 
setiap hari aku dikerumuni yeoja-yeoja penggoda dan berpenampilan 
glamour, tak lupa dengan tingkah yang agresif untuk mendekatiku. 
Perasaan ini benar – benar berbeda. Apakah ini yang dinamakan orang-orang dengan cinta?
Mungkin
 saat pertemuan pertama, yeoja itu tengah berada di bangku Sekolah 
Menengah Pertama tingkat akhir. Aku begitu agresif mungkin sampai kini 
aku bisa sedekat ini dengannya. Betapa senangnya diriku saat mengetahui 
namanya. Yeoja itu bernama Lee Sungmin. Dia yeoja yang baik dan juga 
manis.
Aku terus memantau Sungmin dari jauh, entah itu 
lewat managerku atau aku sendiri yang kembali ke Korea secara diam-diam 
tanpa diketahui oleh media massa tentunya. Betapa terkejutnya aku! 
Kenapa? Ya, saat itu dia sedang dikerumuni banyak namja. Wajarlah.. 
Sungmin adalah yeoja tercerdas di sekolahnya dan juga memiliki paras 
yang sangat menawan. Tapi, ingin sekali ku tonjok muka mereka semua! 
Saat itu aku bingung dan bermonolog sendiri dengan diriku : Mengapa aku 
marah? Dan seperti yang sudah dapat diduga, aku kembali bertanya : Apakah ini dinamakan orang-orang dengan cinta?
Suatu
 saat, aku benar – benar ingin memastikan dengan apa yang tengah aku 
rasakan setahun belakangan ini. Tak lupa, aku pasti selalu meminta 
pendapat managerku tanpa sungkan walaupun ia selalu menambahkan kata Mr 
sebelum menyebut namaku. Jake berkata, bahwa baru pertama kalinya ia 
melihat seorang Cho Kyuhyun begitu antusias soal perempuan dan 
benar-benar serius. Ia juga berkata padaku untuk sesegera mengklaim 
Sungmin menjadi milikku. Aku bingung.. Mengklaim? Jake hanya tertawa 
mendengar pertanyaanku itu. Lalu Jake meneruskan perkataannya : “Yes, you should quickly to make that girl becomes your girlfriend if you’re really like her”.
Bagaikan
 baru sadar dari mimpi yang indah! Aku baru sadar, kenapa hal itu tak 
pernah terpikirkan olehku? Aku benar-benar dibuat tergila-gila oleh 
Sungmin karena tingkah lakunya yang berbeda dari yeoja lainnya. Dia 
sangat berbeda. Berbedanya yaitu, dia lebih dewasa dibandingkan umurnya,
 pikirannya juga sudah tentu lebih dewasa. Di saat semua yeoja 
tersipu-sipu dengan gombalan mautku, dia hanya mengerlingkan matanya 
malas tanda tak suka dengan gombalanku,  sampai-sampai aku lupa untuk 
menjadikannya pacarku.
Benar saja! Banyak sekali syarat yang harus aku setujui agar dia mau menjadi yeoja chinguku -.-
Tak apalah. Tidak begitu sulit untuk seorang Cho Kyuhyun.
Tak
 terasa, sudah setahun lamanya aku tak mengaktifkan aura coolku walaupun
 Jake menyebutkannya sebagai aura mesum -.- kepada yeoja lainnya. Entah 
mengapa… Mungkinkah ini yang dinamakan pengorbanan dari cinta yang 
tulus? Yang ku tau, sekarang aku benar-benar mencintai seorang yeoja 
bernama Lee Sungmin itu.
Tak ku sangka.. Di balik 
keceriaaan yeoja itu, dia menyimpan banyak rahasia untuk dirinya 
sendiri. Tentu aku memintanya untuk mengungkapkan semuanya kepadaku 
walaupun harus memaksa dirinya. Sah-sah saja kan seorang namja chingu 
meminta kepada yeoja chingunya untuk berbagi rasa?
Oh God… Aku benar-benar sangat mencintainya. Akhirnya Sungmin jujur juga padaku. Ia berkata bahwa ia tengah mengidap penyakit aneurysma bonecyst (ABC)tepatnya
 di bagian tulang tumit (Calcaneus) kirinya atau dalam bahasa lumrahnya 
yaitu kista tulang. Yah walaupun harus ku bentak terlebih dahulu.
Memang
 Sungmin masih bisa terus melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun 
jika itu dibiarkan tanpa penanganan berarti dan berkegiatan terlalu 
banyak, maka hari demi hari akan semakin mengikis tulangnya sedikit demi
 sedikit.
Tak heran ia sering jatuh tak kenal tempat. 
Ia tetap bersemangat menjalani hari-harinya. Namun, semakin hari aku tau
 kalo kakinya semakin memburuk. Sungmin melontarkan berbagai alasan 
konyolnya supaya tidak mengkhawatirkan kami dan mulai memberhentikan 
berbagai kegiatannya di dalam maupun luar sekolah secara perlahan dan 
bertahap. Yang paling membuatku gemas sekaligus marah padanya adalah, 
dia selalu mencoba menyembunyikannya dari orang tuanya dan padaku. 
Bahkan, dia tidak mengizinkanku untuk turut membiayai pengobatannya. Oh 
God! Aku hanya ingin membantunya saja, apakah aku salah? Siapapun yang 
mengetahui keadaannya saat ini, pasti juga tergerak hati untuk 
membantumu Lee Sungmin!
Aku tau, keluarganya sangat 
sederhana dan pastinya sangat sulit untuk mengumpulkan dana operasi yang
 dianjurkan oleh dokter. Coba tebak apa yang Sungmin katakan.“Kyuhyun-ah..
 Kau mau menghina keluargaku, eoh? Kau pikir appaku tak mampu 
membiayaiku?! Percayalah, appa dan eomma paling mengetahui apa yang 
harus dilakukan untuk pengobatanku. Lagi pula, aku tak mau membuatmu GR 
dan berkata bahwa kaulah pahlawanku jika aku sembuh, cih!” Yaa! 
Ingin rasanya aku menyuntiknya pingsan dansegera mengirimkannya ke Eropa
 untuk pengobatannya. Tapi mau dikata apa? Dia selalu menang dan 
membuatku speechless dengan kata-katanya. Saat ini aku hanya terus 
berdoa untuknya sembari diam-diam memberikan bantuan dana kepada kedua 
orang tuanya.
Lee Sungmin adalah yeoja yang begitu kuat
 dan tegar, tak lupa.. pikirannya begitu dewasa dan tak jarang bahkan 
mungkin selalu membuatku terpesona. Dia adalah tipe yeoja yang mandiri, 
sangat tidak suka meminta bantuan orang lain apalagi menyusahkan orang 
lain sekalipun itu adalah kedua orang tuanya. How perfect she is, huh? 
Betapa beruntungnya diriku memilikimu, Lee Sungmin.
Dia
 juga mengajarkanku banyak hal tentang arti kehidupan ini. Termasuk 
tentang bagaimana karya Tuhan yang ia sudah alami dan ia membagikannya 
padaku. Awalnya, terdengar sangat berlebihan menurutku dan terdengar sok
 mungkin. Namun lama kelamaan, aku juga turut merasakannya dalam 
kehidupanku pribadi.
Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena Ia telahmempertemukanku dengan yeoja yang menyerupai malaikat ini..
Yeoja
 bernama Lee Sungmin ini mengajarkanku banyak hal. Sebagian kecilnya 
yaitu bagaimana cara agar selalu mampu mengahadapi segala situasi bahkan
 saat mengalami masa-masa surut karirku sebagai aktor dengan penuh 
kebahagiaan dan senyuman, bagaimana aku harus selalu mempertimbangkan 
segala sesuatu dengan baik tanpa memaksakan kehendakku sendiri, 
bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat tanpa perlu menyesalinya, 
bagaimana menjadi seorang Cho Kyuhyun yang selalu mensyukuri dan 
menerima apa yang aku telah miliki tanpa perlu iri atau dengki dengan 
sesama aktor yang lebih sukses dariku.
Seorang Lee 
Sungmin bukan hanya menjadi yeoja chingu seorang Cho Kyuhyun. Namun, ia 
juga merangkap sebagai soko guru kehidupan sekaligus malaikat 
penyemangatku dalam menjalani hari-hariku. Once again, how perfect my 
life! Haha.
Suatu waktu saat aku berada di Paris, aku 
merasakan sesuatu yang sangat menggangguku. Perasaan ini sangat 
mengganggu pikiranku. Entahlah… Perasaan itu seakan-akan berkata bahwa 
aku harus segera kembali ke Korea. Jika saja aku tak percaya tentang 
kata hati, pasti aku mengabaikannya karena saat itu aku tengah dalam 
karir yang kembali naik daun dan tentunya harus bertanggungjawab dalam 
jobs atau kontrak-kontrak yang sudah ku tanda tangani.
Saat
 itu sebenarnya kami hendak berangkat ke Britania Raya, namun aku malah 
menyuruh Jake pergi terlebih dahulu sehingga aku dengan leluasa bisa ke 
bandara untuk segera ke Korea. Mian Jake, tapi aku benar – benar harus 
memastikan perasaanku. Supaya bisa memastikannya dengan tenang, aku juga
 menonaktifkan ponsel dengan alasan bahwa memang ponsel sudah seharusnya
 dimatikan saat di pesawat. Itulah yang akan ku katakan pada Jake dan 
mungkin akan ada penambahan sedikit kebohongan lainnya. Sekali lagi, 
maafkan aku Jake, aku tak bermaksud untuk terus menyusahkanmu sebagai 
managerku. Aku janji, aku akan segera datang padamu dan menepati kontrak
 serta membayar ganti rugi yang mungkin mereka minta nantinya. Itulah 
dalam benakku hingga tak terasa, pesawatku sudah sampai di Bandara 
Incheon, Seoul-Korea Selatan.
Bagaikan anak kehilangan 
ibunya, aku pun turun dari pesawat dengan sedikit kebingungan. Untung 
saja aku telah melakukan sedikit penyamaranpada wajah tampanku sebelum 
melesat secepat kilat ke bandara. Kalo tidak, aku yakin orang – orang 
akan mengenaliku dan sangat berbahaya tentunya. Yang paling penting, aku
 harus tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Bodoh? Bisa jadi itulah 
kata yang tepat jika orang – orang mengetahui apa yang telah aku 
lakukan. Namun semenjak aku mengenal Sungmin, aku menjadi percaya bahwa 
tidak ada segala sesuatu yang terjadi di dunia ini secara kebetulan, 
karena semuanya tidak terlepas dari kekuasaan dan izin Tuhan dalam 
kehidupan kita.
Aku lebih memilih untuk menahan taksi. 
Saat supir menanyakan arah mana yang harus ditempuh, tiba-tiba muncul 
satu nama. Dan langsung saja aku mengucapkan alamat nama orang itu lalu 
dengan cepat melesat ke tempat tujuan. Ya, nama itu adalah ‘Lee 
Sungmin’.
Kali ini tebakanku kembali benar bagaikan 
kucing yang memiliki naluri yang kuat saat mencium bau ikan. Setelah 
sampai di depan rumah dan meminta izin kedua orang tuanya agar aku bisa 
bertemu, dengan segera aku menuju kamar Sungmin.
Benar 
saja, Sungmin tengah duduk manis di atas kasur dan diselimuti dengan 
blanket pink pemberianku. Sungmin mencoba menyembunyikan rasa sakitnya. 
Namun, itu sudah pasti tidak berhasil saat dia berhadapan denganku.
Saat
 aku mencoba menunjukkan rasa peduliku padanya, Sungmin malah 
mengalihkan perbincangan kita. Ia mencoba untuk melucu, namun aku tak 
bergeming. Aku mencoba untuk memijat kakinya, alhasil masih memegangnya 
saja dia sudah meringis kesakitan. Melihat responnya, aku memberhentikan
 pergerakan tanganku dari kakinya.
Bukan Sungmin 
namanya jika tidak mencoba untuk membuat orang lain merasa tenang. Lalu 
ia menyuruhku untuk duduk di samping kanannya. Jarang Sungmin menyuruhku
 untuk dekat-dekat dengannya, namun aku rasa.. mungkin sedikit 
kesempatan? Ah, tidak – tidak! Ini bukan saatnya Cho Kyuhyun!
Sungmin
 kembali melakukan hal yang aneh dengan mengatakan bahwa aku sangat 
tampan dengan pakaian yang ku gunakan. Ya iyalah! Cho Kyuhyun gituloh! 
Sedikit kecewa mendengar pernyataanya barusan, karena ternyata baru kali
 ini yeoja chinguku sendiri sadar akan ketampananku bahkan hanya karena 
pakaian yang menurutnya cocok dengan tubuhku saat ini? Cih!
Tidak
 hanya berhenti sampai di situ, kemudian Sungmin memintaku untuk foto 
bersama dengannya. Satu pikiran yang tengah muncul yaitu : Sungmin 
sedang mencoba membuang rasa khawatirmu Kyuhyun. Ya, sepertinya memang 
benar. Jadi aku lebih memutuskan untuk mengikuti kemauannya.
Seperti
 yang telah ku ucapkan tadi, bukan Lee Sungmin namanya jika tidak 
mencoba atau berhasil membuat orang lain merasa tenang. Perlahan, 
kekhawatiranku mulai berkurang walau tidak berkurang sepenuhnya. Betapa 
lucu-lucunya wajah Lee Sungmin di depan kamera. Tak ku sangka, dia 
termasuk dalam kelompok penggila selfi bonus dengan gaya alay badai.
Kami
 begitu asik mengambil gambar sampai tiba – tiba… Sungmin menciumku? 
Itulah pertanyaanku setelah Sungmin sukses menempelkan bibirnya di 
bibirku lalu mengambil gambar pose berciuman kami. What? Apa lagi kali 
ini Lee Sungmin?! Aku benar – benar tidak mengerti dengan runtutan 
tingkah anehmu sekarang. Jujur… Kau terlihat semakin manis dengan 
tingkahmu yang seperti ini, Minnie. Namun, di sisi lainnya, kembali 
menumbuhkan rasa was-wasku padamu. Bukankah kau yang mati-matian tidak 
mau mendapat kissu dariku sebelum kita menikah?
Karena 
tak mampu lagi menahan serta menyimpan kerisauan dan kebingungan dari 
sikapnya, aku pun mulai bertanya serius padanya. Dan coba tebak? Sungmin
 malah tertawa dan bertanya bagaimana tentang cinta pertamaku. Oh 
ayolah.. Kau mencoba untuk menggodaku, Lee Sungmin-ssi? Mari coba tebak 
lagi apa yang Sungmin katakan padaku. Ya, dia mengatakan mana mungkin 
namja pervert sepertiku baru pertama kali menjalin hubungan percintaan 
dengan yeoja sebelumnya. Hei, serendah dan sepervert itukah aku di 
matamu?
Meski mencoba untuk mencari jawaban lewat 
bahasa tubuh dan ekpresinya, hasilnya nihil! Kali ini Lee Sungmin sukses
 membuat seorang Cho Kyuhyun yang terkenal dengan playbolitynya, 
terlihat benar – benar bodoh di depan sekarang.
Akhirnya
 aku memutuskan untuk turut dalam alur perbincangan yang ia buat. 
Sepertinya, ia mulai menggodaku. Hah! Dia lupa, bahwa akulah raja 
penggoda atau raja gombal di sini. Tanpa ragu, aku pun melancarkan hobi 
yang tengah aku geluti 3 tahun terakhir kepadanya. Bagaikan mudahnya 
membalikkan telapak tangan, kini akulah yang tengah menggodanya. Aku 
senang sekali! Tapi kesenanganku ternyata tak bertahan lama. Kemudian, 
Sungmin kembali aneh.
Aku tak menginterupsi kalimat 
pertamanya yang mengatakan bahwa dia bukanlah cinta dan ciuman pertamaku
 yang berbeda dengannya yang adalah cinta dan ciuman pertamanya. Namun, 
sebelum ia menyelesaikan kalimat keduanya, aku sudah mengerti ke mana 
arah pembicaraannya. Tanpa membiarkannya menyelesaikan kalimatnya, aku 
membentaknya! Mungkin berlebihan, tapi aku benar – benar marah padanya! 
Dengan mudah dan bodoh tentunya, dia menyimpulkan bahwa jika memang 
pernyataan pertamanya benar, berarti benar juga jika aku adalah cinta 
terakhirnya, berarti aku bukanlah cinta terakhirnya. Omong kosong apa 
itu, eoh?!
Tak ku sangka.. Sebelum sukses menumpahkan 
semua kekesalanku, ternyata Sungmin tengah sekuat tenaga menahan isakan 
tangisnya dariku yang tentu saja tetapterdengar olehku. Aku benar – 
benar bingung. Sampai ia mengungkapkan isi hatinya yang mengatakan bahwa
 ia sangat takut untuk rencana operasi yang sebentar lagi akan ia 
hadapi.
Baru kali ini aku melihat seorang Lee Sungmin 
benar – benar rapuh selayaknya kapur papan tulis. Hatiku sangat sakit 
melihatnya seperti itu. Aku tak bisa mengehentikan isakannya walau hanya
 sesaat. Aku telah membenamkan wajahnya dalam pelukanku dan 
mengelus-elus kepalanya lembut. Tapi, aku seperti namja chingu yang 
tidak berguna! Tidak ada yang berubah, isakannya pun semakin menjadi – 
jadi. Aku tak punya pilihan lain…
Hanya satu hal itu 
yang terpikirkan olehku. Aku mau memberikan sedikit kekuatanku lewat 
ciuman ini. Tidak.. Tidak ada niat mencari kesempatan dalam kesempitan. 
Aku hanya ingin memberitahunya bahwa aku tidak akan meninggalkannya. Aku
 akan terus berada di sampingnya. Aku akan terus memegang tangannya. Aku
 mengingatkannya bahwa dia tidak perlu takut, karena aku adalah jodoh 
yang Tuhan telah tentukan baginya untuk menemani serta menjaganya di 
manapun dan kapanpun.
Jika ku tau bahwa mengetahui 
cinta dan ciuman pertamaku begitu penting bagimu, aku akan 
memberitahukanmu sedari tadi, bahwa… Kaulah cinta dan ciuman pertamaku, 
sama sepertiku yang adalah cinta dan ciuman pertamamu, Lee Sungmin.. 
Mungkin saatnya belum tepat dan kau tidak akan percaya jika aku 
menjelaskannya padamu sekarang, Minnie.. Karena aku tak pernah 
menganggap hubunganku dengan yeoja-yeoja yang mendekatiku sebagai suatu 
hubungan cinta. Itu semua hanyalah pertemanan yang mereka salah artikan.
 Maafkan aku membiarkanmu mengetahui hal yang salah. Namun, itu tidak 
begitu penting saat ini. Aku akan memberikan separuh bahkan semua 
kekuatan yang bisa aku berikan lewat ciuman ini. Saranghae Minnie-ah.. You Are My First And My Last..
--------------- Kyuhyun’s Pov End ~ Sungmin’s Pov Begin---------------
Ya..
 Namja itu adalah Cho Kyuhyun, yang kini telah menjadi kekasihku. 
Awalnya aku tak menyangka akan seperti ini. Dan setahun kemudian, dia 
benar-benar memintaku untuk menjadi yeoja chingunya. Gila?! Ya. Itulah 
pikiranku saat itu. Mungkin seorang aktor Hollywood terkenal tengah 
dibuat gila oleh seorang yeoja sederhana sepertiku.
Mungkin
 aku yang gila. Oh tidak.. Ucapanku kini mulai tak beraturan saat 
memikirkan namja itu! Okay.. Awalnya aku mengira bahwa dia adalah 
seorang aktor yang mencari popularitas dan kesenangan semata.
Yaah,
 aku adalah tipe yeoja yang kurang berminat jika ditanyakan hal-hal yang
 berhubungan dengan aktris/aktor dan sejenisnya, karena menurutku, 
mereka sama denganku, yaitu sama-sama berjuang hidup, namun, dengan cara
 yang berbeda dariku. Mereka menggunakan talenta, kecantikan/ketampanan 
mereka untuk mendapatkan uang. Begitulah kata kasarnya. Dan sangat bodoh
 menurutku untuk kepo dengan apa yang mereka kerjakan karena aku juga 
harus melakukan apa yang seharusnya aku kerjakan. Benci? Tidak. Hanya, 
kurang berminat saja untuk menjadi fans mereka. Aku juga tau, mereka 
pasti punya saat-saat di mana mereka harus berdiam diri sendiri tanpa 
ada yang mengganggu atau yang biasa disebut sebagai privasi.
Kadang
 aku berpikir bahwa tidak begitu menyenangkan menjadi seperti mereka. 
Karena yang terpenting bagiku adalah, bagaimana aku harus menggunakan 
talenta dan karunia yang Tuhan sudah tanamkan di dalam diriku agar bisa 
membantu orang lain dan memuliakan Tuhan yang ku sembah. Mungkin 
terdengar terlalu sok-sok keagamaan, tapi… Itulah yang membuatku bisa 
bertahan sampai saat ini…
Kyuhyun mengatakan bahwa aku 
adalah yeoja yang berbeda dari yeoja lainnya yang seumuran denganku 
karena kedewasaan dan ketegaran yang aku miliki serta sangat sulit untuk
 ditemukan. Entahlah, mungkin memang benar yang Kyuhyun katakan tapi 
terlalu berlebihan menurutku. Karena aku tau dan percaya.. akan sangat 
mudah mendapatkan yeoja sepertiku jika mereka merasakan bagaimana 
pengalaman kehidupanku dan mengikuti langkah yang ku ambil untuk tetap 
bertahan hidup.
Ambigukah? Mian. Baiklah, aku akan 
menjelaskannya. Aku adalah Lee Sungmin, seorang yeoja yang berasal dari 
keluarga sederhana. Appaku adalah seorang pekerja sejenis buruh yang 
penghasilannya tidak menentu. Sedangkan eommaku adalah ibu rumah tangga 
yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Biasanya eomma juga turut bekerja 
membantu appa untuk menjadi tukang cuci pakaian atau lebih tepatnya 
pembantu rumah tangga di rumah-rumah tentagga. Malu? Anni. Aku malah 
bangga telah dilahirkan dan dibesarkan kedua orang tua seperti mereka.
Appa
 dan eomma selalu berusaha menyenangkanku dengan keterbatasan 
perekonomian keluarga kami. Melihat dan merasakan pengorbanan besar yang
 sudah appa dan eomma lakukan untukku, aku juga berusaha untuk 
membahagiakan mereka lewat usaha belajar kerasku, dan berhasil! Aku 
menjadi murid teladan di sekolahku.
Bukannya ingin 
pamer, tapi para namja di sekolahku selalu berpura-pura tidak mengerti 
pelajaran – pelajaran yang baru saja diterima, padahal aku tau, itu 
semua sangat mudah bagi mereka. Ya, apalagi kalo bukan untuk 
mendekatiku. Tapi ya sudahlah, jika aku memarahi mereka, akan tambah 
panjang dan juga mungkin akan menyenangkan mereka. Jadi, setiap mereka 
melancarkan aksi itu, aku hanya mengajarinya paling banyak 3 kali dan 
langsung meninggalkan mereka atau berpura-pura sibuk akan sesuatu. Saat 
itu aku masih berada di tingkah sekolah menengah pertama.
Awalnya
 aku tak terlalu serius dengan namja aktor itu, karena aku tau, 
orang-orang seperti aku sangatlah tidak sepadan dengan mereka. Ya, aku 
tau diri dan siap akan dicampakkan Cho Kyuhyun. Namun entah mengapa, 
saat dia memintaku untuk menjadi yeoja chingunya, terbesit harapan bahwa
 memang ia serius denganku dan bahwa ia adalah namja yang tepat untukku.
 Bukan karena kekayaannya, namun detak jantungnya.. Yah.. Saat Kyuhyun 
menembakku dan aku mengiyakan walau aku berusaha mati-matian membuatnya 
menyerah dengan berbagai syarat anehku, dia memelukku dan mengatakan 
bahwa hanya detak jantungnya yang bisa menjelaskan betapa ia 
bersungguh-sungguh denganku. Detak jantungnya sungguh membuat pipiku 
terasa panas dan aku yakin saat ini pipiku tengah merona merah lalu aku 
menenggelamkan wajahku dalam dada bidang Kyuhyun agar ia tidak 
mengetahuinya. Mulai saat itulah, aku memutuskan untuk mempercayai 
Kyuhyun dan tetap bersiap jika dia berubah pikiran serta menyesali 
keputusannya ini.
Aku sangat bersyukur kepada Tuhan 
atas kesempurnaan hidup yang telah ia berikan, karena ia mengizinkan aku
 dibesarkan kedua orang tua yang begitu mengasihi dan berjuang keras 
untukku dan sekarang, Ia mengizinkanku untuk memiliki seorang kekasih 
yang benar-benar mencintaiku dengan segala kekurangan dan kelebihan yang
 ada padaku. Aku mengira, bahwa sudah cukup kesempurnaan yang Tuhan 
berikan. Namun tidak! Tuhan masih ingin membuat hal yang lebih sempurna 
lagi dibanding keadaanku saat ini. Yaitu dengan… mengizinkanku untuk 
menanggung penyakit kaki ini. Aku tidak pernah menduga bahwa penyakit 
ini dipantaskan oleh Tuhan untuk kutanggung.
Awalnya, 
aku mengira bahwa sakit ini hanyalah sakit biasa. Tapi hari demi hari 
sakit itu semakin sering muncul dan lambat laut mulai terasa lebih 
sakit. Aku benar – benar menyerah saat kakiku benar-benar sakit dan 
membatasi jangkauan aktivitasku. Lalu, aku mencoba untuk kerja paruh 
waktu demi mengumpulkan uang ke dokter.Sudah tentu tanpa sepengetahuan 
kedua orang tuaku dan Kyuhyun. Setelah merasa cukup, aku memeriksakannya
 ke dokter. Dan ternyata.. Sakitku bukanlah sakit biasa, namun 
digolongkan penyakit yang harus ditangani segera secara serius.
Tak
 bertahan lama, kedua orang tuaku dan juga Kyuhyun tentunya, mengetahui 
penyakitku. Kedua orang tuaku merasa sangat bersalah yang terlihat dari 
raut wajah mereka. Sedangkan Kyuhyun, bukannya merasa bersalah, namun 
raut wajahnya begitu marah. Aku siap menerima amukannya, karena dari 
awal aku sudah berjanji padanya untuk tidak menyembunyikan segala 
sesuatu yang berhubungan denganku sedikitpun kepadanya. Bahkan merk 
softext yang kugunakanpun, sangat ingin diketahui Kyuhyun. Semoga saja 
yang itu masih tergolong karena  perhatiannya, bukan kemesumannya.
Hampir
 setiap subuh isakan eomma terdengar di telingaku. Siapa lagi yang bisa 
membuat eommanya menangis kalo bukan Lee Sungmin. Ya, eomma menangis 
dalam doanya memohon agar Tuhan menyembuhkanku. Aku begitu sedih dan 
menyesal karena tidak bisa menjaga kesehatanku dengan baik. Mianhae 
eomma.. Nan jongmal jalmothaeso..
Aku tidak terlalu 
khawatir dengan keadaanku karena dokter memberikanku obat yang 
memungkinkan adanya pemulihan. Tapi satu hal yang sengaja ku abaikan 
dari nasehat dokter, yaitu aku harus banyak beristirahat dan jika 
memungkinkan, harus istirahat total. Bagaimana mungkin seorang Lee 
Sungmin yang dapat disamakan dengan yeoja hyperactive mengurangi bahkan 
istirahat total? Aku tidak boleh bersantai-santai di saat semua orang 
tengah bekerja keras dan berjuang untukku!
Tak jarang 
aku sering terjatuh. Yayaya… Aku tau aku ceroboh, mianhae. Maka dari 
itu, aku tidak pernah mengatakannya kepada appa dan eomma. Wae? Apalagi 
kalo bukan supaya mereka tidak mengkhawatirkanku. Dan Kyuhyun juga 
pastinya. Bukannya keGRan, tapi jika Kyuhyun tau aku jatuh apalagi 
setelah mengetahui penyakit yang tengah ku derita, aku yakin 100 bahkan 
mungkin 1000%, dia pasti langsung kembali ke Korea tidak peduli di 
manapun dan sesibuk apapun dia. Wajar?Sangat tidak wajar menurutku! 
Betapa bodohnya seorang aktor terkenal meninggalkan tanggung jawabnya 
hanya untuk seorang yeoja. Senang? Sudah pasti. Tapi, sebagai seorang 
yeoja chingu yang baik, aku harus membawa dampak baik bagi kehidupannya,
 bukan sebaliknya yang dapat menghancurkan karirnya.
Tak
 terasa sudah 2 tahun aku dan Kyuhyun menjalin hubungan. Aku tak 
menyangka, seorang Cho Kyuhyun ternyata mampu memegang teguh janjinya 
tanpa cela. Ya, kami tidak pernah berciuman apalagi lebih. Hanya, 
Kyuhyun sering menggoda dan mengusap kepalaku dengan penuh sayang. Dia 
juga selalu memelukku saat ingin menenangkanku. Jujur, aku sangat 
bahagia karena Tuhan sudah memberikan namja yang mendekati kata perfect 
ini dalam kehidupanku. Ingin sekali rasanya selalu berada dalam dekapan 
hangat dada bidangnya. Tapi aku tidak boleh egois! Dia adalah aktor 
Hollywood dan itulah resikonya mau menjadi yeoja chingu seorang aktor 
yang tugasnya ke sana ke mari mengabdikan dirinya. Yang penting, hatinya
 hanya untukku. Itu sudah cukup membuatku tenang.
Sepertinya
 pepatah yang mengatakan bahwa perkataan/nasehat orang tua sama dengan 
doa kepada anaknya adalah benar. Ya, tadinya eomma sudah menasihatiku 
untuk segera memberhentikan aktivitasku mengatur buku agar jangan 
terlalu letih. Bukan Lee Sungmin namanya jika melakukan segala sesuatu 
dengan setengah-setengah. Aku mengabaikan nasihat eomma, sampai akhirnya
 kejadian yang tak ku inginkan pun, terjadi lagi..
Aku 
terjatuh untuk kesekian kalinya karena hendak menggapai handuk yang 
sebenarnya dengan mudah aku ambil jika saja tidak diambil dengan pose 
malasku ini. Untung saja aku sudah selesai mandi lalu berusaha sekuat 
mungkin untuk mengeringkan tubuh, memakai pakaian, dan membaringkan 
diriku di kasur. Amazing! Ternyata membutuhkan waktu hampir 2 jam untuk 
melakukan ketiga hal simple itu. Lalu benda berkelap – kelip mengusik 
mataku. Ponselku! Benar saja, Kyuhyun sudah menelepoku 13 kali. Pasti 
Kyuhyun benar – benar khawatir denganku.
Ponselku 
kembali berdering dengan si pemanggil yang sama. Sebelum mengangkatnya, 
aku mencoba untuk mengatur suaraku agar tak ketahuan. Hampir berhasil 
mengelabui Kyuhyun. Sayang, satu isakan kecilku mampu mengacaukan 
semuanya. Kyuhyun mendengar isakan itu dan nada suaranya semakin panik, 
dan seperti yang sudah bisa ditebak, Kyuhyun akan segera datang ke 
Korea. Oh no! Mianhae Kyunnie-ah. Aku tidak dapat menepati janjiku 
padamu.
Aku tak yakin dia akan segera datang, karena 
awalnya Kyuhyun mengatakan bahwa akan pergi selama 2 atau 3 minggu, yang
 berarti, 4 hari ke depan Kyuhyun masih berada di Eropa. Betapa kagetnya
 aku.. Ternyata hanya selang beberapa menit setelah memutus pembicaraan 
ponsel, sekarang Kyuhyun tengah mengetuk pintu kamarku. Aku mencoba 
untuk kuat dan berpura-pura tidak sedang kesakitan.
Kyuhyun
 begitu panik masuk ke kamarku walau kepanikannya terlihat setelah 
sukses menutup kembali pintu kamarku. Ya, aku melarangnya untuk 
mengatakan pada appa dan eomma jika aku terjatuh lagi.
Kyuhyun
 mengabaikan lelucon yang coba ku buat. Apalagi saat dia mencoba 
mengambil kakiku untuk memijatnya… Jinjja appo! Aku tidak dapat menahan 
sakitnya yang tadinya mati rasa itu. Dia benar – benar mengkhawatirkan 
aku sekarang dan membuatku semakin merasa bersalah.
Entah
 mengapa pikiran yang tidak ingin aku pikirkan sekarang, kini muncul 
mengahantuiku dan membuatku semakin tertekan. Pikiran itu berkata bahwa 
aku harus menyerah pada Kyuhyun dan penyakitku karena dengan begitu, 
orang – orang yang ku sayangi tidak lagi khawatir dan disusahkan olehku.
Pikiran
 itu semakin menjadi – jadi dan memojokkanku. Sampai akhirnya aku 
memutuskan menarik nafas dalam-dalam dan mencoba kuat walau aku rapuh. 
Aku memintanya untuk berfoto bersama. Aku mencoba untuk benar – benar 
melepaskan Kyuhyun dan menyimpan kenangan terakhirku dengannya melalui 
foto kami ini. Sampai akhirnya tanpa sadar.. Aku membatalkan persyaratan
 yang sudah ku buat dan disetujui oleh Kyuhyun 2 tahun lalu. Ya, aku 
mencium Kyuhyun lalu dengan santainya aku mengambil pose berciuman kami.
Ya..
 Aku merasa bahwa memang saatnya aku mengabadikan Kyuhyun sebagai cinta 
pertama, ciuman pertama, dan cinta… terakhir. Air mataku nyaris kembali 
keluar jika tidak ku kuatkan tekadku dengan bertanya tentang hal yang 
sudah pasti aneh menurut Kyuhyun. Aku menanyakannya tentang cinta dan 
ciuman pertamanya.
Aku sedikit berharap bahwa hipotesis
 terakhir yang ku buat tidak terjadi. Namun, sepertinya takdir berkata 
lain. Kyuhyun tidak berkata ya, namun tawanya sudah cukup untuk mewakili
 kata ya dari pertanyaanku.
Aku bukanlah cinta maupun 
ciuman pertamanya. Tapi Kyuhyun, adalah cinta dan ciuman pertamaku. Dan 
yang paling menyakitkan.. pikiranku juga berkata bahwa jika memang 
begitu, berarti jika Kyuhyun adalah cinta terakhir bagiku.. Aku.. 
bukanlah… cinta terakhir Kyuhyun?
Ya, Kyuhyun 
membentakku. Wajar menurutku. Namun kali ini aku tak dapat lagi 
menahannya. Air mataku tercurah seenaknya dari mata ini. Aku mencoba 
untuk menahan isakanku sekuat tenaga, namun sakit hatiku ternyata lebih 
kuat dari yang kuduga. Tiba-tiba Kyuhyun berhenti membentakku. Pasti 
Kyuhyun sudah mendengar isakanku. Dengan sigap ia menarikku untuk 
meredahkan tangisku ke dalam pelukannya.
Kenapa pelukan
 Kyuhyun kali ini tidak ampuh dan tidak mampu menghentikan isakanku? 
Kyuhyun mencoba menenangkanku dengan kata – katanya. Tapi percuma, air 
mataku tak bisa ku kendalikan lagi. Aku benar – benar tak mampu 
menahannya. Uneq – uneqku keluar begitu saja dari bibir ini. Mianhae 
Kyu.. Maafkan aku yang sudah menyusahkanmu lagi dengan membiarkanmu 
mendengar keluh kesahku. Lalu Kyuhyun meminta maaf dan menegakkan 
badanku serta menghapus jejak – jejak air mata di pipiku. Aku memilih 
untuk masih tertunduk karena aku tak berani dan tak kuat melihat 
wajahnya saat ini.Kyuhyun-ah, seharusnya aku yang meminta maaf padamu.
Kyuhyun
 mengucapkan dua kalimat yang menggantung. Aku tak mengerti. Sontak aku 
mendongakkan kepalaku dan memberanikan diri melihat wajah pucatnya. Aku 
tersentak… Kyuhyun menangis. Baru kali ini aku melihat Kyuhyun menangis 
bukan untuk acting. Dan tatapan wajahnya sangat mengiris-iris hatiku. 
Aku merutuki diriku! Benar – benar merutuki diriku. Kenapa aku tak bisa 
mengendalikanmu air mata, eoh?! Jebal, berhentilah turun. Aku tak mampu 
menahanmu! Mianhae Kyuhyun-ah.. Nan jongmal jalmothaeso..
Kyuhyun
 memberikan senyuman terbaiknya padaku dan berkata bahwa ia mau 
memberikan sedikit dari kekuatannya untukku. Aku tak tau apa yang hendak
 Kyuhyun lakukan, tapi sudah cukup sakit yang ku buat padanya. Apapun 
yang akan ia lakukan, aku tidak akan menolaknya. Aku juga benar – benar 
berharap, apa yang Kyuhyun katakan benar – benar terbukti. Lalu aku 
mengangguk lemah tanda setuju. Dan Kyuhyun pun mulai menarik daguku 
lembut, dan…
Kyuhyun menciumku? Aku masih begitu shock 
sehingga tak membalas ciumannya. Tiba – tiba isakanku berhenti. Oh air 
mata… mengapa nanti Kyuhyun menciumku baru kau mau berhenti, eoh? Lalu, 
Kyuhyun melepas ciuman terlebih dahulu dan menatap aku penuh sayang.
Aku
 tau Kyu.. Kau melakukannya bukan karena nafsu mesum kembali 
menerjangmu.. Aku tau, kau melakukannya karena benar – benar ingin 
membantuku berbagi rasa padamu.
Aku tau, pasti saat ini
 kau sudah pasrah akan menerima akibat buruk ciumanmu. Terbukti, walau 
kau sedang tersenyum padaku, kau tampak memikirkan sesuatu. Geunde, 
gwenchana. Lagi pula, aku yang terlebih dahulu melanggar syarat yang ku 
buat sendiri.
Ampuni aku ya Tuhan. Ampuni aku karena 
kalah dengan pikiran buruk yang menerjang pikiranku. Aku tidak bermaksud
 untuk meragukan kegagahan dan kekuasaanMu. Ampuni aku karena sempat 
memutuskan untuk mengalah pada penyakitku dan pasrah jika Engkau 
memanggilku. Ampuni aku karena sudah sempat berpikir untuk melepaskan 
karunia terindahmu yaitu namja yang kini menjadi namja chinguku yang 
begitu menyayangiku. Ampuni aku karena sudah membuat janji dan aku juga 
yang sudah mengingkarinya. Ampuni aku ya Tuhan, karena sudah merusakkan 
perjanjianku padaMu yang akan terus berharap padaMu apapun yang terjadi.
Aku
 berjanji padaMu dan diriku sendiri serta tidak akan mengingkarinya 
lagi. Mulai detik, aku tidak akan pernah lagi mencoba mengambil 
bagianMu! Aku tidak akan membiarkan diriku khawatir melampaui batas 
lagi. Aku akan melakukan yang menjadi bagianku saja dan membiarkanMu 
mengambil segala kerisauan dan kekhawatiran hatiku. Terlebih, aku tidak 
akan pernah lagi mencoba untuk membuang karunia yang Engkau berikan 
yaitu orang – orang yang begitu mengasihi dan berjuang untukku.
Apapun
 yang terjadi, semuanya kuserahkan padaMu saja Ya Tuhanku. Allah yang 
Sanggup melakukan segala sesuatu. Allah semesta alam. Allah yang bagiMu 
tidak ada yang mustahil.
Kyuhyun-ah… Itulah yang aku 
ucapkan padanya saat mengakhiri doa sekaligus janjiku pada Tuhan. 
Kyuhyun bingung dengan ekspresi wajahku yang tanpa marah sedikit pun 
bahkan digantikan dengan senyuman kesukaanya. Tanpa berlama – lama lagi 
membuat Kyuhyun bingung, aku langsung mendekatkan wajahku dan 
menciumnya.
Aku, seorang yeoja biasa telah berani 
mencium seorang Cho Kyuhyun yang adalah aktor Hollywood terkenal 
sebanyak 2 kali di hari yang sama. Jika ada yang mendengarnya, pasti 
mereka akan mengira bahwa akulah yang pervert.
Aku tak 
peduli. Arti ciuman yang pertama tadi adalah tanda keputusasaanku. Namun
 yang kedua ini adalah ciuman tanda metraiku untuk kembali bangkit dan 
berjuang untuk janjiku, apppa dan eomma, juga dirimu Cho Kyuhyun.
Sekali lagi terima kasih Tuhan…
Hanya
 kata-kata itu yang bisa aku ucapkan. Kau begitu luar biasa di dalam 
hidupku. Aku tak peduli lagi apa yang akan terjadi setelah operasi atau 
saat operasi berlangsung nanti.
Satu yang kupegang yaitu : Apa 
yang sudah berlalu dan yang akan datang, tidak dapat menghentikan 
berkah, cinta, kasih sayangmu padaku. Maka dari itu aku memutuskan untuk
 menggunakan dengan sebaik mungkin kesempatan yang kupunya, yaitu hari 
ini dengan cara bersyukur atas apa yang sudah dan yang masih terus 
Engkau curahkan di hari ini.
Saranghae Kyuhyun-ah..You Are My First and My Last...
--------------- Sungmin’s Pov End---------------
Sembari
 bercucuran air mata dan senyuman yang terus terlukis di wajah kedua 
pasangan itu, mereka masih melangsungkan ciuman tulus itu.
Ya, Sungmin benar.
Tugas
 kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, hanyalah menyerahkan sepenuhnya 
kehidupan kita kepada Tuhan termasuk segala kekhawatiran kita. Apapun 
yang terjadi, biarkan Tuhan bekerja… Maka di saat yang tak pernah kita 
duga sekalipun, tanganNya bekerja dan mengabulkan doa kita. Bukan sesuai
 keinginan kita, namun sesuai kebutuhan dan kehendakNya.
~The End~
FanFict ini terinspirasi dari :
- Pengalaman hidup penulisnya :D
 
- Mimpi
 aneh namun ‘indah’ sang penulis pada tanggal 2 Juli. Yaitu, thor – thor
 memiliki pacar artis Hollywood yang entahlah siapa namanya, yang jelas 
pernah main sebagai Jacob atau manusia serigala di Twilight. Katanya, 
dia benar – benar mencintai thor-thor bahkan dia menahan dengan luar 
biasa nafsunya untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah.
 Padahal orang barat kebanyakan pasti menganggap hal itu sudah biasa 
bahkan bukan pacaran kalo tidak melakukannya. Dia tulus menjadi pacar 
thor-thor sekalipun thor-thor sakit-sakitan.
 
Thor-thor 
bingung karena thor-thor kaga pernah berpikir ape-ape soal namja ntu. 
Gimana mo ingat, ngefans aja kagak. Tapi bersyukur, dengan adanya mimpi 
itu, FanFict special KyuMin edition ini bisa dibaca oleh semua 
readerdeul ^.^
Gomawo sudah meluangkan waktu untuk membaca FanFict saya ini.
Kalo
 boleh dan tidak keberatan sih, thor – thor minta RCLnya dong. Itung – 
itung hadiah ulang tahun buat thor – thor *sambil kedip kedip mesum* 
-.-v
Oh iya, thor-thor tunda dulu next chap for FanFict
 “Wae? Is That Wrong To Loving You?” karena beberapa hari ini, thor-thor
 harus memperjuangkan sesuatu. Doain thor-thor ya, biar cepet post the 
next chap :D
Yang terakhir seperti biasa :
Don’t porget => As Inspiration Yes, As Plagiator Andwe!
Gamsha~ God Blessing Us :)
# July 13, 2014 at 4:13am from Facebook Chun Hoa Radeulan (https://www.facebook.com/notes/chun-hoa-radeulan/fanfict-my-first-and-my-last-special-kyumin-day-137-gs-one-shoot-b/805518162816275)